Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi Pemilihan Umum, Abdul Aziz mengatakan kesulitan membentuk panitia tender untuk pengadaan logistik karena trauma terhadap kasus pemilu 2004. "Kami ada permasalahan mencari orang yang mau menjadi panitia. Trauma tidak bisa dihapus begitu saja," katanya, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, tidak banyak orang yang memenuhi syarat untuk menjadi panitia. Maka dari itu, KPU berusaha membesarkan hati staf KPU dengan menambah rasa aman. "Misalnya dengan mengembangkan E-logistik," katanya menjelaskan cara untuk memberi rasa aman bagi staf KPU dalam melaksanakan tugasnya mengadakan logistik. Melalui E-logistik, semua kegiatan pengadaan dan distribusi logistik lebih transparan, dapat diakses dan diawasi. Ia mengatakan tender pengadaan logistik akan dimulai pada Oktober 2008, setelah Daftar Pemilih Tetap (DPT) selesai. "Jadi, kami ingin lebih tepat waktu tepat sasaran dan tepat anggaran," katanya. Mengenai tenaga ahli pengadaan logistik, Aziz mengatakan sampai sekarang belum ada. "Nanti Sekjen KPU yang mengangkat, bisa dari Bappenas atau dari pengadaan logistik militer," katanya. Tenaga ahli tersebut bersifat honorer. Jumlah yang akan direkrut sekurang-kurangnya dua orang untuk pengadaan dan distribusi logistik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008