Jakarta (ANTARA) - Investasi swasta dinilai berperan penting membantu menumbuhkan sumber-sumber ekonomi baru di luar Pulau Jawa dan mempercepat pemerataan pembangunan, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
 
Dalam pidato Penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2020 beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara belum memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dirinya mendorong terciptanya kebijakan yang mendukung investasi swasta. 
 
"Paling penting adalah menciptakan ekosistem yang baik agar sektor swasta bisa tumbuh dan berkembang. Kita (pemerintah) harus mendorong investasi agar tumbuh dengan baik," tegas Jokowi.
 
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga pernah mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan berbagai insentif untuk mendorong masuknya investasi swasta kepada proyek pembangunan infrastruktur.
 
"Kita undang swasta, supaya bukan lagi APBN yang dipakai untuk membangun infrastruktur," kata Darmin.
 
Pemerintah terus berkomitmen menjaga pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan dengan fokus prioritas pembangunan nasional adalah infrastruktur, pengurangan kemiskinan serta kesenjangan antarpendapatan dan antarwilayah maupun perluasan kesempatan kerja.
 
Pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja itu diharapkan bisa tercapai melalui peningkatan investasi yang terus didorong melalui kemudahan perizinan dan perbaikan iklim investasi dengan penggunaan APBN sebagai katalis sekaligus pendorong pembangunan.
 
Salah satu pihak swasta yang turut serta ambil bagian dalam pembangunan di daerah 3T yakni Korindo Group. Salah satu lahan konsesinya perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit ini terletak di salah satu daerah paling timur Indonesia, yakni Boven Digoel, provinsi Papua. 
 
Melalui salah satu anak usahanya, PT Tunas Sawa Erma (TSE), Korindo menggencarkan pembangunan infrastruktur dan pembekalan kemampuan bagi masyarakat setempat guna mendukung kemandirian ekonomi. 
 
Sustainability Manager Korindo Group Luwy Leunufna mengungkapkan, dalam operasi bisnisnya, pihaknya selalu berpedoman pada lima pilar program utama, yaitu pendidikan/sosial budaya, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan infrastruktur.
 
"Sebelum merancang strategi bisnis, kami terlebih dahulu memprioritaskan kontribusi apa yang bisa kami berikan kepada masyarakat sekitar," katanya saat ditemui Antara beberapa waktu lalu di Jakarta.
 
Berdiri sejak 1998, lahan kelapa sawit Korindo di Boven Digoel menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar.
 
Korindo pun aktif menyediakan beasiswa kepada ratusan anak-anak di kabupaten Merauke dan Boven Digoel. Tercatat, 124 anak telah mendapatkan beasiswa mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
 
"Penyediaan akses pendidikan yang layak jadi salah satu prioritas kami dalam meningkatkan kualitas SDM di daerah-daerah terpencil seperti Boven Digoel," tutup Luwy.
 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019