Investasi untuk 5G lebih baik dilakukan dari awal. Saya lihat mayoritas perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah melakukannya
Jakarta (ANTARA) - Infrastruktur dalam rangka mendukung teknologi 5G perlu dibangun secara merata, termasuk untuk kawasan di luar Jawa, sebagai upaya untuk meningkatkan pemerataan telekomunikasi yang diharapkan juga bakal meningkatkan kesejahteraan bersama seluruh warga.

"Investasi untuk 5G lebih baik dilakukan dari awal. Saya lihat mayoritas perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah melakukannya," kata Managing Director ASEAN Service Provider Sales Cisco (perusahaan teknologi digital multinasional), Dharmesh Malhotra, dalam paparan hasil riset tentang teknologi 5G di Jakarta, Senin.

Dharmesh mengingatkan bahwa investasi infrastruktur 5G sangat penting antara lain karena Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN memiliki jumlah populasi yang terbesar di Asia Tenggara serta memiliki hingga sekitar 17.000 pulau yang perlu terkoneksi dengan baik, sehingga potensi terbesar 5G juga ada di Indonesia.

Ia menyadari bahwa di ASEAN, operator perusahaan telekomunikasi kemungkinan akan terus berinvestasi dalam meningkatkan jaringan 4G yang mereka miliki.

Namun, lanjutnya, berbagai operator tersebut juga dinilai secara bersamaan telah mempersiapkan kemampuan dan investasi terkait teknologi 5G.

"Ini akan memungkinkan 4G dan 5G untuk beroperasi secara beriringan dan membantu operator mengelola capex (capital expenditure) berikut ROI (Return of Investment) mereka secara berkelanjutan," katanya.

Baca juga: ZTE: 5G siap uji coba 2018, dirilis 2020

Baca juga: 5G bakal tingkatkan pendapatan operator hingga 1,8 miliar dolar

Dharmesh mengemukakan, Cisco juga membantu operator jaringan dalam upaya mengimplementasi teknologi 5G dan sejauh ini telah terlibat dengan sejumlah pelanggan di kawasan ASEAN.

Sebagaimana diketahui, teknologi digital 5G dinilai memiliki beragam manfaat yaitu kecepatan hingga 50 kali lebih cepat, 10 kali lebih responsif, dan daya konektivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan teknologi 4G.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kesetaraan dalam mengakses teknologi digital di Indonesia masih belum terlihat khususnya untuk masyarakat yang berada di luar Jakarta dan luar Pulau Jawa yang masih sulit untuk mendapatkan akses teknologi.

“Di Jakarta kita masih bisa mengakses teknologi digital, tapi semisal keluar dari Jakarta yang masih di Jawa saja, masih ada daerah yg tidak well-served terhadap teknologi digital, juga daerah di luar Jawa,” katanya dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta, Senin (23/9).

Sri Mulyani mengingatkan bahwa dengan adanya akses teknologi digital sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian Indonesia karena pada era saat ini perkembangan teknologi secara tidak langsung membuat berbagai sektor di kehidupan berbasiskan teknologi.

Baca juga: Menkeu sebut akses teknologi digital di luar Jakarta masih rendah
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019