Solo (ANTARA) - Joko Triyono, dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama tim berhasil menemukan "bone graft" atau materi pengganti tulang rusak lokal yang terbuat dari tulang sapi.

"Saya dan tim mengembangkan 'bone graft' yang terbuat dari bahan xenograft atau dari tulang sapi. Untuk tulang sapi ini diambil dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jagalan, Solo," katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan untuk cara membuatnya yaitu dengan pemilihan bahan berupa tulang sapi yang masih segar. Selanjutnya, tulang tersebut melewati proses demineralisasi dan deproteinisasi yaitu proses menghilangkan kandungan mineral dan protein.

"Ini dilakukan dengan cara tulang dijemur matahari kemudian direbus dengan air mendidih sebanyak tiga kali. Kemudian tulang dipotong menjadi bagian kecil-kecil dengan ukuran 10x10x10 mm," katanya.

Selanjutnya, tulang yang sudah dipotong kecil-kecil ini dipanaskan pada oven dengan suhu 1.200 derajat celcius dan ditahan selama dua jam serta dilakukan proses sterilisasi bahan.

Ia mengatakan dipilihnya tulang sapi karena ingin memanfaafkan produk lokal.

"Saya melihat tulang sapi ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga kami berusaha untuk bisa memaksimalkannya. Tentunya harga bahan bakunya juga murah," katanya.

Ia mengatakan selama ini dokter di Indonesia juga biasa menggunakan "bone graft" impor, seperti Bio-oss dan Bongros dari Korea.

"Harga produk impor ini sangat mahal yaitu Rp1,7 juta/5 cc dan produk ini sudah masuk e-catalog.lkpp.go.id. Sedangkan kalau kita pakai Semar bone graft ini harganya jauh lebih murah yaitu Rp400.000/10 cc," katanya.

Ia mengatakan hasil temuan tersebut sudah diujicobakan pada tikus putih kerja sama dengan Fakultas Peternakan UGM dan hasilnya tidak ada peradangan, tidak ada infeksi, serta ada tulang yang tumbuh.
Baca juga: Metode baru tingkatkan 30 persen volume tulang
Baca juga: Lakukan ini sebelum berusia 30
Baca juga: Tanda-tanda tubuh Anda kurang kalsium

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019