Jakarta (ANTARA) - Indonesia berupaya mengeksplorasi potensi kerja sama ekonomi dengan kelompok negara Visegrád melalui Forum Bisnis Indonesia-Visegrád (Indonesia-Visegrád Group Business Forum) yang akan diselenggarakan di Serpong, Banten, pada 17 Oktober 2019.

Kelompok Visegrád yang disebut Visegrád Four atau V4 merupakan organisasi sub-kawasan Eropa Tengah yang beranggotakan empat negara, yaitu Ceko, Hongaria, Polandia, dan Slowakia.

Forum bisnis itu, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah, merupakan salah satu program prioritas dari visi Presiden Joko Widodo untuk semakin memperkuat diplomasi ekonomi.

“Sejauh ini interaksi ekonomi antara Indonesia dan kawasan Visegrád masih sangat terbatas, padahal dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 4 persen, negara-negara di kawasan ini memiliki potensi kerja sama yang besar untuk dikembangkan,” kata Faizasyah dalam konferensi pers penyelenggaraan Forum Bisnis Indonesia-Visegrád di Jakarta, Selasa.

Prospek kerja sama dengan negara-negara Visegrád dinilai semakin menjanjikan dengan pertumbuhan ekonominya yang melaju pesat dengan rata-rata 4,1 persen, jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Uni Eropa (EU) yang kurang lebih 2 persen.

Kombinasi ukuran ekonomi negara-negara V4 setara dengan perekonomian terbesar ke-5 di Eropa, dan melalui Kelompok Visegrád, keempat negara dimaksud memiliki posisi tawar yang semakin mengemuka di dalam EU.

Menurut Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska, besarnya potensi ekonomi Eropa Tengah belum dieksplorasi secara maksimal oleh Indonesia.

Untuk itu, Forum Bisnis Indonesia-Visegrád akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia untuk mempelajari dan memanfaatkan peluang kerja sama ekonomi di empat negara tersebut, serta untuk mencari solusi atas beberapa tantangan yang dihadapi.

Kadin Indonesia lakukan misi bisnis ke 14 negara Eropa-AS

“Dari pandangan Polandia, hambatan terbesar saat ini adalah akses pasar terutama bagi produk-produk pertanian. Dan secara geografis, pelaku usaha Polandia cenderung lebih tertarik untuk berinvestasi dengan pasar EU dan pasar-pasar yang lebih dekat, seperti Jerman,” kata Dubes Beata.

Sementara itu, Duta Besar Ceko untuk Indonesia Ing. Ivan Hotek tidak ingin terlalu memperhatikan hambatan perdagangan dan investasi antara Visegrád dan Indonesia.

Menurut dia, tantangan dalam kerja sama ekonomi antara kedua pihak akan selalu ada, terlebih karena Indonesia dan negara-negara Visegrád memiliki lingkungan usaha yang berbeda.

“Kita harus bisa menerima bahwa Indonesia punya perkembangan dan lingkungan ekonomi yang berbeda, dan kita harus bisa menyesuaikan diri terhadapnya,” ujar dia.

“Kita harus membangun kepercayaan dalam hal pendekatan ekonomi, ini yang paling dibutuhkan. Karena tanpa kepercayaan, kita tidak akan punya minat untuk kerja sama yang lebih luas lagi,” Dubes Ivan menegaskan.

Kepercayaan investor Eropa berbisnis di Indonesia dinilai masih tinggi

Dewasa ini kerja sama Indonesia dengan keempat negara anggota Visegrád semakin berkembang, diantaranya melalui ekspor produk-produk manufaktur Indonesia.

Volume perdagangan yang telah dicapai antara Indonesia dan keempat negara Visegrád sebesar 1 miliar dolar AS pada 2018.

Kiprah investasi asing langsung (FDI) perusahaan-perusahaan Indonesia ke negara-negara tersebut, dan arus kedatangan (inbound) wisatawan asal negara-negara Visegrád ke Indonesia juga terus meningkat.

Forum Bisnis Indonesia-Visegrád akan terdiri dari business talk, business matching, serta business consultation yang melibatkan sedikitnya 73 pelaku usaha dari negara-negara Visegrád serta 50 pelaku usaha Indonesia.
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019