Hebatnya, alat dan mesin pertanian tersebut sudah dapat dihasilkan oleh anak bangsa
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pihaknya terus memacu mekanisasi di sektor pembangunan dengan mengembangkan alat -alat dan mesin pertanian modern yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedy Nursyamsi di Jakarta, Rabu, mengatakan sejumlah alat dan mesin pertanian tersebut seperti traktor otomatis (tanpa awak), mesin penanam (trasplanter); dan mesin pemanen (harvester) yang memudahkan pemanenan dan penanaman.

Selain itu, lanjutnya, dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia di Gedung Kementan, ada drone (pesawat tanpa awak) yang mampu menebarkan benih, pupuk, dan pestisida secara otomatis.

"Hebatnya, alat dan mesin pertanian tersebut sudah dapat dihasilkan oleh anak bangsa," katanya.

Dedi mengklaim bahwa mekanisasi mampu menghemat 60 persen biaya tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan daya saing dan produktivitas produk pertanian.

Dia mencontohkan penanaman padi seluas satu hektar menggunakan tenaga manusia memerlukan waktu hingga dua hari, namun dengan drone hanya setengah jam. Selain itu proses panen padi, olah tanah serta tanam dapat dilakukan dalam satu hari.

Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia yang tahun ini merupakan kedua kalinya dihadiri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian maupun Peternakan dari sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Perwakilan mahasiswa pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bhirawa Aninditya Wicaksana, mengatakan berdasarkan survei mahasiswa pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia diketahui petani yang merasakan dampak modernisasi pertanian baru sebesar 42 persen

"Untuk apa kita memiliki banyak traktor dan inovasi jika petani belum mampu menggunakannya," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga menemukan beberapa alat dan mesin pertanian yang dibagikan tidak sesuai di beberapa lokasi, oleh karena itu spesifikasi alat pertanian harus disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.

"Pemerintah harus melakukan pemeriksaan berkelanjutan terkait efektivitas alat mesin pertanian terhadap kondisi riil lahan pertanian setiap daerah," ujarnya.

Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia menghasilkan sejumlah evaluasi terhadap pembangunan pertanian serta rekomendasi yang harus dilakukan pemerintah.

Baca juga: Mentan sebut mekanisasi pertanian mampu turunkan biaya produksi

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019