Saya tugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan mengambil lima juaranya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan akan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada lima pemenang pelajar pelopor keselamatan agar karya-karya yang diciptakannya bisa diimplementasikan di sektor transportasi.

"Saya tugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan mengambil lima juaranya yang akan kita dampingi dengan mentor-mentor agar lebih mendalam," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional 2019 di Jakarta, Jumat.

Menhub menilai karya-karya siswa SMA tersebut perlu diwujudkan, namun masih perlu pendampingan dari Kemenhub agar lebih matang pada implementasinya.

Baca juga: Menhub harapkan pelopor keselamatan bantu turunkan angka kecelakaan

Ia juga akan menawarkan para juara tersebut untuk belajar di sekolah Kemenhub.

"Saya ingin menawarkan masuk sekolah-sekolah kita, kita berikan prioritas, karena anak-anak ini memiliki semangat untuk masyarakat, berikan kesempatan mereka lebih baik," katanya.

Tujuan diadakannya pemilihan pelajar pelopor keselamatan yakni untuk menjadikan agen perubahan dengan mengampanyekan kepada para remaja tentang keselamatan berkendara.

Pasalnya, paling banyak kecelakaan disumbang dari para remaja usia 15-25 tahun dengan sebanyak 1,3 juta orang yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas berusia 18-24 tahun serta pelajar dan mahasiswa menyumbang 41.000 kecelakaan di jalan raya.

Karena itu, dengan adanya pemilihan pelajar pelopor keselamatan yang ditempa selama satu minggu melalui berbagai pelatihan bisa membekali mereka untuk mengampanyekan keselamatan kepada rekan-rekannya.

"Kita harapkan menjadi agen yang memberikan edukasi bagi rekan-rekan seumurnya, sesama mereka akan lebih baik, kita akan pantau hasil karya mereka, apa yang mereka lakukan, harapannya menjadi hal yang masif di masyarakat,” katanya.

Terdapat 73 pelajar pelopor yang terpilih dari 25 provinsi dan semuanya berkompetisi untuk membuat suatu karya mengembangkan teknologi transportasi, terutama angkutan darat.

Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Sigit Irfansyah sebelumnya mengatakan pelajar kini banyak yang sudah mengendarai motor ke sekolahnya, namun sayangnya masih belum punya surat izin mengemudi (SIM).

"Semua pelajar punya potensi terkena kecelakaan lalu lintas. Usia 15-29 tahun adalah rentang usia terbanyak yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, artinya usia pelajar ini rentan kecelakaan lalu lintas," katanya.

Selain itu, Sigit menjabarkan bahwa ada faktor dukungan orang tua yang seringkali membuat anak-anak yang belum cukup umur (kurang dari 17 tahun) untuk membawa sepeda motor.

"Sering terjadi di kita ini ada rasa bangga pada orang tua kalau anaknya, masih muda tapi sudah bisa dan mampu mengendarai sepeda motor, padahal itu salah. Jadi kalian harus memotivasi mereka, karena usia SMP bahkan SD sudah banyak yang sudah bebas membawa motor," ujar Sigit.

Baca juga: Dirjen Hubdat ajak masyarakat utamakan keselamatan di jalan

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019