PLKA mampu memutus mata rantai perdagangan yang cukup panjang sehingga akan lebih menguntungkan petani dan pembeli juga secara langsung
Manado (ANTARA) - Pasar Lelang Komoditi Agro (PLKA) Sulawesi Utara (Sulut) ke-8 tahun 2019 mampu menciptakan transaksi sebesar Rp2,23 miliar.

"Transaksi PLKA ke-8 ini masih didominasi oleh komoditas jagung sekitar 95 persen dari total transaksi," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Ronny Erungan di Manado, Senin.

Dia mengatakan komoditas perkebunan sangat diminati dalam PLKA seperti jagung ini, sehingga pihaknya berharap dapat dimanfaatkan oleh petani lainnya.

"PLKA mampu memutus mata rantai perdagangan yang cukup panjang sehingga akan lebih menguntungkan petani dan pembeli juga secara langsung," katanya.

Selain jagung, produk yang ditransaksikan yakni gula merah, dodol salak, gula semut dan kelapa, abon cakalang, kacang sangrai, dan keripik pisang.

Memang, katanya, harus diakui dalam PLKA masih didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah, dengan produk industri rumah tangga yakni pangan.

"Produk pangan laku terjual di PLKA karena sudah ada pasarnya yakni swalayan di Sulut," katanya.

Namun, katanya, pemerintah akan terus memfasilitasi para petani, pelaku UMKM agar datang dan ikuti ajang PLKA ini karena mampu menawarkan harga yang lebih baik.

Ke depan, katanya, pihaknya berharap peserta baik penjual, pembeli akan semakin banyak.

"Selain pasar lokal, dalam PLKA kami juga mengundang pasar domestik, sehingga harga pasti lebih bervariasi," jelasnya.

Baca juga: Pejabat Sulut: Komoditas pala berisiko dicemari mikrotoksin

Baca juga: Jepang minati produk ikan Sulut

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019