Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melaui Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan meluncurkan aplikasi formulasi pakan berbasis android yakni Smart Feed Agrinak (SFA) saat kegiatan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner dengan tema "Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Kemandirian Pangan di Era Industri 4.0" di Gedung Mas Soerachman Universitas Jember, Jawa Timur, Selasa.

SFA adalah aplikasi berbasis android yang dibuat oleh Badan Penelitian Peternakan khusus untuk menyusun formulasi pakan ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) pada berbagai umur produksi, sehingga peternak dapat memformulasi pakan ayam KUB berbasis bahan baku pakan yang tersedia di wilayah sekitar mereka hanya dengan sentuhan jari.

"Hadirnya SFA sebagai salah satu sistem formulasi pakan berbasis android yang menawarkan solusi praktis yang gratis bagi peternak dan banyak pengguna lainnya dalam membuat formulasi pakan yang baik," kata salah satu peneliti Puslitbang Peternakan di Balai Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Kementan, Arnold P. Sinurat di Kampus Universitas Jember.

Menurutnya SFA mempunyai keunggulan atau nilai saing yang kuat dibandingkan dengan aplikasi yang ada dan menyajikan banyak pilihan jenis bahan pakan yang dikategorikan menjadi sumber energi dan protein konvensional maupun inkonvensional, sumber mineral, sumber asam amino serta suplemen pakan, serta ebagian profil nutrisi bahan tersebut diambil dari hasil analisa proksimat Laboratorium Nutrisi dan pakan Balitnak.

"Smart Feed Agrinak versi 1.0.0. menyajikan 128 pilihan jenis bahan pakan yang dikategorikan menjadi sumber energi dan protein konvensional maupun inkonvensional, sumber mineral, sumber asam amino, serta suplemen pakan," katanya.

Ia mengatakan aplikasi formulasi pakan berbasis android itu merupakan permulaan baru yang sederhana, namun harapannya ke depan para peternak bisa membuat pakan ternak sesuai dengan kebutuhan gizi dengan sumber daya alam lokal yang tersedia, sehingga bisa meningkatkan produksinya dengan optimal.

Baca juga: Kementan: ekspor pakan ternak capai 3.726 ton

"Banyak peternak yang belum tahu bahwa banyak bahan pakan yang berada di sekitarnya bisa dimanfaatkan dengan baik dan membuat formulasi pakan yang bergizi untuk meningkatkan produksinya," ujarnya.

Sementara Rektor Universitas Jember Moh Hasan mengapresiasi upaya Balitbang Kementerian Pertanian yang meluncurkan aplikasi pakan ternak berbasis android tersebut, sehingga dapat memfasilitas para peternak untuk mendapatkan formulasi pakan ternak yang bergizi karena sebenarnya sumber daya alam pakan ternak di Indonesia melimpah.

"Saya berharap aplikasi itu dapat tersosialisasi kepada masyarakat dan bermanfaat bagi peternak, bahkan berdasarkan informasi dari Balitbang Kementan sudah ada 2.000 lebih peternak yang mengunduh aplikasi tersebut," katanya.

Ia mengatakan Universitas Jember juga memiliki program studi peternakan di Kabupaten Bondowoso, sehingga dalam program studi itu bisa juga fokus untuk mempelajari penyediaan pakan ternak yang murah dan mahasiswa melalui program kuliah kerja nyata juga akan diterjunkan untuk meningkatkan SDM peternak.

Dalam seminar nasional itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Litbang Pertanian dengan Universitas Jember untuk menjalin hubungan kerjasama antara lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

Panitia berharap melalui seminar itu diharapkan bidang penelitian Iptek Peternakan dan Veteriner semakin berkembang dan terintegrasi dengan bidang lain sehingga memberikan kemanfaatan ekonomi atau sosial, sehingga teknologi peternakan dan veteriner dapat dimanfaatkan lebih optimal untuk mendukung kemandirian pangan di era industri 4.0 dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Baca juga: Batan: Jerami fermentasi jadi solusi pakan ternak di saat kekeringan
Baca juga: Cargill bantu peternak tingkatkan produktivitas ayam

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019