Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 Ma'ruf Amin mengapresiasi langkah pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang melakukan silaturahmi politik kepada sejumlah tokoh nasional dan pimpinan partai politik dalam beberapa hari terakhir.

"Saya kira sedang dibangun satu tradisi delegasi politik atau silaturahmi politik, ini pertanda bahwa memang kita sedang punya keinginan besar untuk membangun keutuhan bangsa," ujar Ma'ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam.

Baca juga: Pimpinan MPR temui Ma'ruf Amin sampaikan undangan pelantikan

Ma'ruf menilai langkah para pimpinan MPR melakukan silaturahmi politik dengan menyambangi dirinya, Presiden Joko Widodo, mantan presiden hingga mantan calon presiden dan calon wakil presiden merupakan suatu upaya yang harus diapresiasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.

Dia mengatakan silaturahmi politik yang tengah dijalankan oleh pimpinan MPR ini akan mencairkan komunikasi para pemimpin bangsa ke depan.

Baca juga: Temui Ma'ruf Amin, pimpinan MPR sampaikan urutan acara pelantikan

"Oleh karena itu, saya berharap ini akan kita teruskan dalam rangka kita membangun bangsa ini ke depan," ujar dia.

Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyanjung sosok Ma'ruf Amin yang selangkah lagi akan menjadi Wakil Presiden RI.

Baca juga: MPR putuskan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin digelar pukul 14.30 WIB

Menurut dia, sosok Ma'ruf yang berlatar belakang ulama akan mampu mengimbangi Jokowi yang berlatar belakang nasionalis. Kehadiran Ma'ruf diperkirakan akan menghadirkan kesejukan dalam suasana perpolitikan di Indonesia.

"Pak Kiai diharapkan akan memberikan kesejukan bagi perjalanan sejarah Indonesia dalam lima tahun ke depan," ucap Bambang.

Baca juga: MPR: Ganggu pelantikan Jokowi-KH Ma'ruf Amin tindakan inkonstitusional

"Kami juga berharap nanti pak Kiai yang membantu Pak Jokowi menggantikan posisi Pak Jusuf Kalla sebagai wakil presiden bisa langsung bergerak cepat membangun ekonomi Indonesia ke depan dengan keahlian beliau sebagai ekonom Islam kerakyatan atau syariah," kata dia.

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019