Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mewacanakan penanaman kembali sejuta rumpun bambu dan pohon beringin di titik-titik tebing rawan bencana, khususnya daerah aliran sungai (DAS) guna mencegah longsor di musim hujan nanti.

Hal itu diungkapkan Bupati Arifin saat menghadiri gelar apel pasukan dalam rangka Operasi Mantap Brata Semeru 2019 di Mapolres Trenggalek, Kamis.

"Kami akan lakukan antisipasi dengan menanam rumpun bambu dan beringin di daerah kritis saat penghujan. Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan warga di daerah hutan yang kesulitan pupuk dan bibitnya sudah ada," kata Arifin.

Baca juga: Ribuan pohon ditanam di lereng Gunung Wilis antisipasi erosi

Ia menambahkan, reboisasi khusus rumpun bambu dan pohon beringin ditujukan untuk menyelamatkan sumber mata air yang ada sekaligus sebagai bentuk upaya menanggulangi bencana longsor.

Saat ini, di daerah yang terletak di pesisir selatan bagian barat Jawa Timur ini mengalami bencana kekeringan yang dikarenakan kemarau yang cukup berkepanjangan.

Untuk menanggulangi, telah dilakukan pendistribusian air bersih ke seluruh daerah terdampak, bersinergi dengan jajaran kepolisian, Kodim dan beberapa warga masyarakat yang dermawan.
Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin dan Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Dandim 0806 Letkol Inf Dodik Novianto berfoto bersama personel gabungan usai apel kesiapan pasukan dan sarana-prasarana dalam apel Operasi Mantap Brata Semeru 2019 (ANTARA/HO-Humas Trenggalek)


"Ketika nanti ada kejadian bencana kita juga mensiagakan alat yang tadi telah diperiksa oleh seluruh Forkopimda untuk kelengkapannya, baik apa yang dimiliki Polri, apa yang dimiliki TNI dan apa yang dimiliki Pemerintah Kabupaten, Basarnas dan yang lainnya," kata Nur Arifin.

Senada, Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak usai menggelar Apel pasukan mengatakan, apel kesiagaan yang mereka lakukan salah satunya untuk mengecek kesiapan pasukan gabungan dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana baik secara personil maupun sarana dan prasarana menghadapi masa pancaroba," katanya Jean Calvijn.

"Memang betul di Trenggalek saat ini sedang mengalami musim kekeringan namun sesaat lagi akan datang musim pancaroba, yang biasanya di akhir tahun terjadi musim hujan," katanya.

Dengan gelar pasukan ini, lanjut dia, pihaknya ingin mempersiapkan diri secara personil maupun kesiapan sarana dan prasarana untuk menghadapi musim tersebut yang bisa mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor.

"Kami Forkopimda Trenggalek ingin bersatu padu untuk bisa melayani masyarakat," katanya.

Bencana kekeringan sendiri di Kabupaten Trenggalek telah meluas dan melanda semua kecamatan yang ada di daerah itu.

Saat ini tercatat kurang lebih ada sebanyak 47 desa di 14 kecamatan yang terdampak.

Sebagai langkah penanggulangan, BPBD Trenggalek fokus terhadap bencana tersebut agar ada sinkronisasi antara tanki yang dimiliki dan suplai PDAM sehingga pendistribusian air bisa tepat sasaran. 

Baca juga: Reboisasi Gunung Botak diapresiasi

Baca juga: Konawe Utara canangkan tanam 24.000 pohon
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019