Mataram (ANTARA) - Seratusan "pepadu" (petarung) ikut ambil bagian dalam pagelaran budaya seni pertunjukan Peresean yang digelar oleh Lembaga Kesenian dan Kebudayaan (LKK) Pemban Selaparang Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan dukungan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kegiatan ini merupakan yang ke-12 yang digelar di Pulau Lombok pada 2019. Kebetulan kegiatan kali ini didukung Direktorat Kesenian dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebuadayaan Kemendikbud," kata Ketua LKK Pemban Selaparang, Amaq Mila, di sela pagelaran budaya seni pertunjukan Peresean yang digelar di Taman Gogo Rancah (Gora), Kota Mataram, Selasa.

Ia menjelaskan pagelaran budaya seni pertunjukan Peresean bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya yang hidup dan berkembang di tengah arus globalisasi dewasa ini.

"Kalau kita tidak melestarikan dari sekarang, maka berat untuk generasi berikutnya untuk mengangkat budaya leluhur suku Sasak (Etnis Lombok)," ujarnya.

Baca juga: Saat petarung beradu nyali di bawah purnama

Baca juga: Peresean, Adu Kekuatan Fisik Ala Lombok


Amaq Mila mengatakan Peresean adalah seni budaya berupa pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende).

Seni budaya tersebut merupakan warisan budaya leluhur yang awalnya sebagai seni bela diri bagi prajurit Sasak dalam mempertahankan kedaulatan kerajaan.

Kemudian dalam perjalanannya pada zaman animisme, Peresean dijadikan ritual adat dan pada musim kemarau panjang berubah menjadi ritual adat untuk memohon supaya hujan segera turun.

Dewasa ini, Peresean lebih kepada seni memainkan stik rotan yang diiringi dengan alunan musik tradisional Lombok. Dalam pertarungan dua pepadu yang kawal oleh "pekembar" (wasit).

"Dalam Peresan tidak ada istilah kalah menang karena semua pepadu memiliki kemampuan sama. Mana kala tidak mampu mengimbangi lawan bukan berarti kalah, tapi mengundurkan diri secara terhormat sehingga terjadi istilahnya draw," ucap Amaq Mila.

Ia menyebutkan pagelaran budaya seni pertunjukan Peresean ke-12 yang digelar di Kota Mataram, diikuti oleh pepadu dari Kota Mataram, Kabupaten Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Kegiatan digelar selama 11 hari mulai dari 4-14 November 2019.

"Kegiatan kali ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dalam bentuk program Fasilitasi Kegiatan Kesenian. Alhamdululillah LKK Pemban Selaparang salah satu lembaga kesenian di Indonesia yang mendapat dukungan," katanya.*

Baca juga: Kisah penyelamatan pohon terakhir di bumi melalui wayang botol

Baca juga: Dekranasda dorong peningkatan mutu dan perluasan pemasaran kerajinan

Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019