Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika terus memantau jaringan telekomunikasi setelah Maluku Utara diguncang gempa magnitudo 7,1 pada Kamis (14/11) malam.

"Kominfo akan tetap melakukan pemantauan terhadap kesinambungan layanan telekomunikasi pasca terjadinya gempa untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan yang berdampak terhadap layanan dan infrastruktur telekomunikasi," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Ahmad M. Ramli, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut data Kominfo, terdapat 15 situs yang mengalami gangguan. Operator seluler segera bertindak untuk untuk memulihkan jaringan di sana sehingga pada Jumat sore, terdapat empat lokasi yang masih mengalami gangguan.

"Pada saat ini terdapat empat situs milik operasional yang masih mengalami gangguan akibat gempa, yaitu di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kota Bitung, yang sebagian besar penyebabnya adalah pemadaman listrik oleh PLN," kata Ramli.

Baca juga: Kominfo akan bangun 3.447 BTS demi Smart City

Baca juga: Menkominfo: Butuh sanksi perdata untuk platform medsos konten negatif


Operator seluler Telkomsel, Indosat dan STI memiliki 326 BTS untuk jaringan 2G, 402 BTS 3G dan 364 BTS 4G di Provinsi Maluku Utara.

"Saat ini operator sedang berusaha maksimal dalam melakukan upaya perbaikan sehingga layanan telekomunikasi dapat kembali normal diantaranya dengan menyediakan backup power," kata Kominfo.

Jumlah desa atau kelurahan yang terlayani 2G di Maluku Utara berjumlah 1025 dari 1190 atau 86,13 persen; 3G sebesar 515 dari 1190 atau 43,27 persen; dan 621 untuk jaringan 4G dari 1190 atau 52,18 persen.

Layanan telekomunikasi saat kondisi darurat atau bencana berfungsi untuk layanan SMS broadcast, membantu pertolongan korban, koordinasi, pemulihan hingga sarana hiburan bagi korban.

Baca juga: Dirjen Aptika: Platform aduan ASN tidak berlebihan

Baca juga: Pedagang pasar dan UMKM di Balikpapan diajak "go online"

Baca juga: Kominfo luncurkan Tanda Tangan Elektronik

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019