Bogor (ANTARA News) - Dinas Agribisnis Kota Bogor mengimbau masyarakat untuk sementara tidak mengkonsumsi produk makanan dari kulit sapi, menyusul beredarnya isu kulit sapi limbah bahan baku sepatu dan tas diolah kembali menjadi makanan. Kepala Dinas Agribisnis Kota Bogor, drh. Herlin Krisnaningsih mengatakan, guna mengantisi isu tersebut, Dinas Agribisnis melakukan razia ke lokasi pengolahan kulit serta lokasi penjualan makanan dari kulit sapi. "Dari razia tersebut sampel kulit sapi basah maupun produk makanan dari kulit sapi, di teliti di Laboratorium Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP) Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, yang berada di Bogor," kata Herlin Krisnaningsih, di Bogor, Rabu. Dikatakannya, meskipun saat ini sampel tersebut masih diteliti, tapi untuk mengantisipasi hal yang tidak diharapkan, diimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati mengkonsumsi makanan dari kulit sapi, seperti kerupuk kulit. Informasi yang diperoleh dari Jakarta, kata dia, saat ini marak beredar kulit sapi limbah bahan baku industri sepatu dan tas yang diolah menjadi makanan. Padahal, kulit sapi tersebut sudah disamak dan direndam bercampur bahan kimia berbahaya, yakni timbal yang bisa menyebabkan penyakit kanker. "Sambil menunggu hasil penelitian di laboratorium, saya harap masyarakat Bogor tidak usah membeli makanan dari kulit sapi. Karena, kami belum bisa memastikan apakah makanan dari kulit sapi di Kota Bogor aman konsumsi," katanya. Dari sidak ke lokasi pengolahan kulit, kata dia, diperoleh informasi para pedagang kulit sapi tersebut membelinya dalam bentuk segar di Depok, Bojonggede, dan Cilebut, yakni Rp10.000 per kg. Kulit tersebut kemudian dijual lagi di Kota Bogor yakni Rp12.000 per kg. Dikatakannya, pengolahan kulit sapi limbah industri tas dan sepatu mungkin saja beredar di Kota Bogor, karena saat ini permintaan terhadap makanan dari daging sapi maupun kulitnya cukup tinggi. Terkait, isu kulit sapi limbah industri sepatu dan tas, sejumlah pedagang makanan yang menjual kerupuk kulit mengaku, tidak mengetahui isu tersebut. Seorang pemilik warung nasi di Warung Jambu Kota Bogor, Nina mengatakan, ia belum tahu jika ada isu kulit sapi limbah industri sepatu dan tas, diolah lagi jadi makanan. Namun, dengan adanya isu tersebut, ia menjadi kahawatir kerupuk kulit dagangannya menjadi tidak laku.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008