Balikpapan (ANTARA) - Muhammad Supriadi belum tentu dimainkan saat tim pelajar Indonesia menghadapi Malaysia dalam semifinal Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia/Asian Schools Football Championship 2019, Jumat.

"Mungkin cuma Supriadi yang masih dalam pantauan tim dokter. Dia cedera di tulang kering akibat kena benturan yang keras sekali sama pemain Korea," kata pelatih Bambang Warsito saat ditemui di tempat latihan tim di Balikpapan, Kamis (21/11/2019).

Supriadi yang merupakan anggota timnas U-19 itu tampil gemilang saat tim pelajar Indonesia menang 2-1 atas Korea Selatan dalam pertandingan kedua Grup B.

Baca juga: Tim pelajar Korsel berharap akan bertemu Indonesia di final

Pada pertandingan pertama fase grup kontra Sri Lanka, Supriadi hanya tampil sebagai pemain pengganti. Sedangkan saat tim pelajar Indonesia dikalahkan China, pemain mungil itu absen.

Saat ditemui di sela latihan, Supriadi mengaku masih merasa sakit pada tulang keringnya. Ia bahkan masih merasa sakit saat berlari.

Potensi absennya Supriadi tidak membuat pelatih Bambang cemas. Terlebih menghadapi Malaysia yang kerap disebut musuh bebuyutan Indonesia, skuatnya berada dalam kondisi siap tempur.

Baca juga: Pelatih tim pelajar Indonesia sesalkan pemainnya masih emosional

"Alhamdulillah anak-anak semangatnya luar biasa, tekadnya tinggi. Mereka sedikit terpengaruh dengan berita-berita bahwa tim Indonesia selalu kalah dari Malaysia," ujar pelatih yang akrab disapa Coach Ito tersebut.

Saat ditanya kekuatan tim pelajar Malaysia, Bambang menilai bahwa calon lawannya tersebut tidak memiliki kelebihan khusus. "Mereka mainnya secara tim kolektivitas. Gak ada pemain yang kita awasi secara khusus," ucapnya.

Potensi banyaknya pendukung tim pelajar Indonesia, menurut Bambang, tidak akan membebani timnya. Ia justru menilai hal itu akan semakin mendongkrak semangat tempur anak-anak asuhnya.

"Mungkin yang beban malah Malaysia, dengan dukungan suporter yang melimpah di Balikpapan," pungkasnya.

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019