Sungailiat,Bangka (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak Januari sampai 11 November 2019 mencapai Rp3,8 miliar.

Wakil Bupati Bangka Syahbudin di Sungailiat, Jumat mengatakan, angka kerugian mencapai Rp3,8 miliar tersebut berdasarkan data terjadinya karhutla sebanyak 266 kali selama periode Januari sampai 11 November 2019.

Dikatakan, dari 266 kali terjadinya kebakaran itu masing-masing 251 kebakaran hutan dan lahan serta 15 kali kebakaran bangunan rumah.

"Tahun ini cukup tinggi angka kasus kebakaran hutan dan lahan termasuk bangunan rumah dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.

Wabup memberikan apresiasi besar kepada petugas kebakaran di wilayahnya yang sudah bekerja maksimal selama 24 jam meskipun masih ada kendala seperti terbatasnya personel.

Untuk memenuhi kebutuhan petugas kebakaran kata Wabup, diperlukan peran aktif masyarakat sebagai tenaga bantuan atau petugas relawan bencana.

"Kita ketahui bahwa bencana alam tidak hanya pada kebakaran tetapi juga banjir, angin puting beliung dan musibah lainnya," jelasnya.

Penanganan bencana kata dia, harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menekan kerugian yang lebih besar.

"Saya mengingatkan masyarakat agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungannya masing-masing, jangan membakar hutan sembarangan," ujarnya.

Baca juga: BI Riau kaji kerugian bencana asap

Baca juga: Kepala BNPB: Sinergisitas bisa minimalkan kerugian karhutla

Baca juga: Riau diperkirakan alami kerugian Rp50 triliun akibat asap karhutla

Pewarta: Kasmono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019