Ambon (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Penanganan Pengungsi melibatkan sejumlah artis untuk mendukung kegiatan psikososial bagi para korban yang terdampak gempa Maluku pada 26 September 2019.

"Kegiatan psikososial dilakukan di tiga wilayah terdampak yakni Kota Ambon, Seram Bagian Barat (SBB) serta Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah," kata Direktur Penanganan Pengungsi, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Johny Sumbung, di Ambon Sabtu.

Terapi psikososial yang mulai dilaksanakan sejak 5 Desember 2019 tersebut melibatkan tiga orang artis yang tergabung dalam komunitas artis NKRI yakni Wina Marreno, Agus "Jin" dan Jun, serta Pakdhe Prapto “Pempek”, di samping relawan dari Lingkar Perlindungan Anak (Lapan) Maluku serta Fujita dan Beni dari praktisi psikologi Samantha Training Consulting.

Di kabupaten Maluku Tengah, foto model, bintang iklan, artis sinetron dan FTV serta film layar lebar di Indonesia, Wina Marrino serta Agus "Jin" dan Jun serta komedian multitalenta, Prapto Pempek tampil menghibur anak-anak pengungsi Dusun Wainuru, Negeri Waai, kecamatan Salahutu, Pulau Ambon.

Kendati ketiga artis tersebut baru tiba di lokasi tersebut pada Jumat (7/12) malam, namun tidak mengurangi antusiasme puluhan anak pengungsi Dusun Wainuru yang telah menunggu sejak siang untuk berinteraksi bersama.

Baca juga: BNPB - BPBD Maluku sosialiasi mitigasi dan penanganan dampak gempa
Baca juga: Wali Kota Palu serahkan data penerima stimulan kepada BNPB


komedian multitalenta, Prapto Pempek yang akrab disapa "pakdhe" tampil menghibur dengan banyolan segar maupun aksi sulap yang mampu menyedot perhatian dan rasa takjub anak-anak pengungsi.

Pakdhe Prapto memilih beberapa anak, kemudian meminta mereka menebak uang Rp50.000 yang dimasukkan ke dalam dompetnya akan berubah menjadi apa. Namun saat dompek hendak dibuka tiba-tiba muncul api yang membakar dompet tersebut.

Praktis anak-anak menjadi terkejut dan berteriak karena khawatir tangan Pakdhe Prapto yang dikebas-kebas ikut terbakar. Namun setelah diperlihatkan dompet dan tangan yang tidak terbakar, spontan puluhan anak-anak serta warga Wainuru yang memenuhi salah satu tenda sekolah darurat ikut bersorak dan bertepuk tangan.
Komedian multitalenta, Prapto Pempek yang akrab disapa "pakdhe" bersama Agus "Jin" dan Jun (kanan) serta foto model, bintang iklan dan pemain sinetron Wina Marreno menghibur anak-anak di lokasi pengungsian Dusun Wainuru, Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, Jumat (6/12) malam. BNPB menggandeng artis, relawan dan praktisi psikologi menggelar psikososial bagi para korban yang terdampak gempa Maluku pada 26 September 2019. (ANTARA Foto/Jimmy Ayal)
Anak-anak juga diajak menonton film animasi berjudul "Bongso" hasil garapan staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku untuk mengedukasi mereka tentang cara-cara melindungi dan menyelamatkan diri saat terjadi gempa.

Film berdurasi kurang dari empat menit tersebut menceritakan tentang seorang anak kecil bernama Bongso yang mengajarkan sesama teman dan om atau pamannya tentang cara melindungi dan menyelamatkan diri saat terjadi gempa.

Baca juga: BNPB: Bencana tahun 2019 tewaskan 462 orang
Baca juga: Masa tanggap darurat banjir di Solok Selatan ditetapkan dua pekan


Anak-anak juga diajak bermain, bernyanyi dan menari serta terapi dan dukungan motivasi seperti diminta melafalkan ayat-ayat Al Quran maupun tebak-tebakan berhadiah.

Pakdhe Prapto berharap lawakan dan sulap yang dipertunjukkannya dapat membuat anak-anak maupun warga pengungsi bersemangat untuk bangkit kembali dalam menghadapi bencana.

"Trauma Healing lewat lawak dan sulap sangat berguna untuk memulihkan trauma Anak. Anak-anak biasanya senang diajak bermain serta guyonan gitu. Dalam materi lawak saya selipkan pesan-pesan bahwa mereka akan kembali ke rumah, Anak-anak harus lebih giat belajar lagi jangan terpengaruh dengan isu-isu tidak benar," katanya.

Direktur Penanganan Pengungsi Johny Sumbung menyayangkan kegiatan di Dusun Wainuru tersebut baru terlaksan pada malam hari, dikarenakan tim tersebut terlambat jadwal feri penyeberangan dari Kairatu, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menuju kota Ambon.

"Sayang sekali kegiatan psikososial di dusun Wainuru ini baru terlaksana malam hari. Kalau dari siang hingga sore pasti lebih seru dan ibu-ibu dapat mengikuti terapi sederhana untuk menghilangkan dan mengurangi rasa khawatir atau trauma dengan tehnik emotional freedom," ujarnya.

Kegiatan psikososial yang dilakukan di tiga daerah terdampak gempa Maluku dengan melibatkan relawan dari lokal (Maluku) dan Jakarta serta BPBD provinsi dan kabupaten, maupun peneliti LIPI tersebut sekaligus dalam rangka mengisi Hari Relawan Sedunia.

Baca juga: BNPB siap beri DSP bagi daerah masih kekeringan parah
Baca juga: Dalam optimalisasi peran klaster nasional logistik PMI terlibat aktif

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019