Jakarta (ANTARA) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk menghapus Ujian Nasional (UN) mulai 2021.

"Terobosan semacam ini yang dibutuhkan dunia pendidikan Indonesia. Kita tak punya waktu lagi untuk menunda perbaikan diri atau kita akan makin jauh tertinggal," kata Juru Bicara DPP PSI, Dedek Prayudi dalam keterangan tertulis, yang diterima, di Jakarta, Kamis.

Dedek menilai UN tidak relevan karena kemampuan siswa dinilai hanya dengan tes selama beberapa jam. Sementara kemampuan sesungguhmya dari masing-masing siswa tidak terbaca melalui tes tersebut.

Baca juga: Legislator sambut baik wacana penghapusan UN
Baca juga: Humaniora kemarin, angin ribut telan korban hingga Nadiem hapus UN


Dia mengatakan UN yang selama ini menjadi ukuran kemajuan pendidikan belum berhasil mengangkat kualitas pendidikan. Hal itu terbukti bahwa Human Development Report 2019 menempatkan Indonesia di peringkat keenam di ASEAN, di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina.

“PSI mendorong bentuk tes yang bukan menekankan soal hapalan, namun menitikberatkan pada kemampuan berpikir kritis dan mendorong kreativitas,” ujar Dedek.

Baca juga: Pengamat: wacana Sandiaga hapus UN, konsep kurang jelas
Baca juga: Sandi sebut akan hapus UN diganti penelusuran minat bakat


Dedek menekankan metode tes tersebut membutuhkan sistem pembelajaran yang mengajak para siswa aktif bertanya, berdiskusi, juga memfasilitasi belajar di luar kelas.

Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan bahwa UN akan digantikan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter mulai 2021. Tes didasarkan pada kemampuan literasi (bahasa), numerasi (matematika), dan karakter.

Baca juga: Jokowi akan hapus UN SD dan SMP

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019