Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Suhardi Alius menyambut baik komunitas seniman turut serta dalam memperkuat nasionalisme guna menangkal radikalisme.

Suhardi mengatakan hal itu dalam dialog kebangsaan dengan tema Intoleransi dan Radikalisme dalam Perspektif Kebudayaan yang dihadiri puluhan seniman dan budayawan ini berlangsung di NuArt Sculpture Park Bandung, Sabtu, demikian keterangan tertulis yang diterima ANTARA

"Sekarang komunitasnya (seniman dan budayawan) ini luar biasa, beragam, dari berbagai macam komunitas juga tadi di sini ada perwakilannya. Ternyata responnya sangat baik dan tentunya kita berharap banyak yang seperti ini dan tidak boleh berhenti. Karena ini adalah komunitas yang mendukung kita untuk mereduksi itu (intoleransi dan radikalisme),” ujarnya.

Baca juga: Indonesia dan ASEAN gandeng badan internasional tangani ekstremisme

Dengan banyak dan kuatnya komunitas seniman maupun budayawan yang dimiliki Indonesia ini maka mantan Kapolda Jawa Barat ini pun juga meminta kepada para perwakilan komunitas budayawan ini untuk dapat menyebarluaskan dan mensosialisasikan mengenai pentingnya hidup dalam keberagaman yang dimiliki bangsa ini demi menjaga persatuan.

Ia mengatakan, budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sesungguhnya adalah budaya yang sangat majemuk dan beragam, karena Indonesia ini terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan juga budaya. Tetapi bermacam perbedaan yang dimiliki bangsa ini dirusak oleh intoleransi dan radikalisme negatif yang semakin menguat.

"Dengan suku, bahasa dan budaya kita yang beragam ini seharusnya masalah intoleransi ini harus sudah selesai. Karena di bangsa ini ada hal lain yang perlu diurusi seperti berkompetisi dengan negara lain di seluruh dunia. Kalau kita sibuk dengan masalah itu (perbedaan) saja dan tidak bisa diselesaikan dengan baik, akan sulit kita untuk berkompetisi,” katanya.

Baca juga: BNPT minta kalangan swasta aktif dalam pencegahan radikalisme

Oleh karenanya mantan Kabareskrim Polri ini menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh para budayawan dalam rangka menguatkan kembali semangat kebangsaan bangsa ini. Apalagi para seniman dan budayawan ini memiliki komunitas yang beragam dan dan kuat di daerahnya.

"Jadi saya di sini tadi untuk sharing mengenai masalah intoleransi dan radikalisme yang terjadi di Indonesia dan bagaimana cara pengentasannya. Oleh sebab itu saya senang sekali diundang ke sini, karena ini adalah komunitas yang mendukung kita bagaimana mereduksi itu semua," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Seniman Pelopor Gerakan Seni Rupa Baru, I Nyoman Nuarta sangat sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Kepala BNPT. Dirinya menegaskan bahwa para seniman dan budayawan ini pada dasarnya sangat menerima dengan perbedaan dan keberagaman yang dimiliki bangsa ini.

"Saat kegiatan Dialog kebangsaan seperti ini, biasanya kami arahkan untuk melihat film yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme lagi. Ini agar ingat lagi kepada budaya kita sendiri, kekayaan yang luar biasa. Karena seniman itu bangga dengan perbedaan, karena perbedaan ini yang membuat kita (Indonesia) kaya," ujar pria yang juga pembuat Patung Garuda Wisnu Kencana yang berdiri megah di Pulau Dewata, Bali itu.

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Barat, H Asep Syaripudin, mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1988-1993, Ir. Sarwono Kusumaatmadja.

Baca juga: BNPT: Orang tua pegang kendali anak tangkal paham radikal
Baca juga: Tangkal radikalisme, BNPT minta optimalkan kearifan lokal
Baca juga: BNPT: Kearifan lokal adalah daya tangkal radikalisme


Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019