Untuk merevitalisasi tiga pasar tersebut, Pemkab Sleman saat ini sudah menyiapkan anggaran hingga Rp6,1 miliar, sumbernya dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2020 akan melanjutkan kembali program revitalisasi pasar tradisional milik pemerintah setempat.

"Pada 2020 akan ada tiga pasar tradisional yang akan direvitalisasi. Proyek tersebut bakal dikerjakan mulai awal 2020," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih di Sleman, Senin.

Menurut dia, tiga pasar tradisional tersebut yakni Pasar Ngino yang terdapat di Kecamatan Seyegan, kemudian Pasar Jangkang di Kecamatan Ngemplak serta Pasar Sambilegi di Kecamatan Depok.

"Untuk merevitalisasi tiga pasar tersebut, Pemkab Sleman saat ini sudah menyiapkan anggaran hingga Rp6,1 miliar, sumbernya dari Dana Alokasi Khusus (DAK)," katanya.

Baca juga: Empat pasar tradisional di Sleman selesai direvitalisasi

Ia mengatakan revitalisasi pasar tradisional tidak hanya dari fisik bangunan pasar tetapi juga manajemennya sehingga menjadi lebih modern.

"Selain itu nanti juga akan dilengkapi dengan sarana serta prasarana seperti fasilitas umum mushola yang berada di satu lokasi dengan pasar agar pembeli dan pedagang nyaman," katanya.

Mae Rusmi mengatakan tiga pasar tersebut dipilih karena kondisinya yang sudah kurang nyaman dan juga sudah tidak lagi mampu menampung jumlah pedagang yang ada.

"Upaya revitalisasi Pemkab Sleman tetap mempertimbangkan unsur kearifan lokal di tiap-tiap pasar tersebut sehingga revitalisasi nanti tetap tidak meninggalkan kekhasan dari masing-masing. Saat ini masih proses desainnya," katanya.

Ia mengatakan Pemkab Sleman total memiliki 41 pasar tradisional yang tersebar di 17 kecamatan serta 31 pasar desa.

Baca juga: Merugikan pedagang pasar, koperasi didorong tekan praktik rentenir

Ketua Komisi B DPRD Sleman Nurhidayat meminta agar proses revitalisasi bisa dilaksanakan tanpa mengurangi kegiatan ekonomi para pedagang di pasar tersebut.

"Kalau bisa aktivitas pedagang jangan sampai terganggu, untuk sementara bisa dicarikan tempat bagi para pedagang untuk berjualan, sementara pasarnya direvitalisasi," katanya.

Ia juga menyarankan sebisa mungkin memilih rekanan yang hasil kerjanya benar-benar berkualitas agar tidak putus kontrak di tengah jalan.

"Seperti kejadian revitalisasi dua unit Pasar Sleman beberapa tahun lalu yang harus putus kontrak karena rekanan yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan," katanya.

Baca juga: Pasar lelang cabai dongkrak keuntungan petani di Sleman

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019