Beijing (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak China menjalin kerjasama dalam perdagangan obat tradisional. Dalam pidatonya ketika berkunjung ke Beijing University School of Medicine (BUCM),, Minggu, Presiden Yudhoyono mengatakan obat-obatan tradisional dapat menjadi sumber ekonomi baru. "Usaha ini memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat, termasuk usaha kecil dan menengah. Kalau pengobatan tradisional ini dapat dikembangkan, maka rakyat mendapatkan keuntungan," ujarnya. Obat-obatan tradisional itu, menurut Presiden, memiliki potensi ekonomi besar karena dapat dipasarkan secara lokal maupun global. "Nilainya sangat besar sehingga kalau kita kembangkan dapat meningkatkan ekonomi kita, baik Tiongkok maupun ekonomi Indonesia," katanya. Presiden juga mengajak China melakukan kerjasama penelitian dan pengembangan pengobatan tradisional. Indonesia, lanjut dia, memiliki kekayaan alam besar sebagai sumber obat-obatan tradisional. "Iklim tropis dan kekayaan hutan flora dan fauna jadi sumber yang besar dari obat-obatan tradisional. Saya yakin Tiongkok juga miliki sumber-sumber besar pengobatan tradisional ini. Mari semua itu kita satukan dalam kerjasama baik untuk kepentingan kedua negara," tutur Presiden. Presiden Yudhoyono menjelaskan Indonesia telah merumuskan kebijakan yang sinergis antara Departemen Kesehatan dan Departemen Perdagangan agar obat-obatan tradisional dapat berkembang. Indonesia, menurut Presiden, memiliki kebijakan yang sejak awal tidak membenturkan pengobatan Barat dan Timur. Mahasiswa Indonesia Presiden Yudhoyono memberikan pidato di depan para dosen dan puluhan mahasiswa UBCM, termasuk mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut. 1.300 dari 18 ribu mahasiswa UBCM adalah pelajar asing. Terdapat 27 mahasiswa Indonesia di universitas tersebut, empat di antaranya pada tingkat pasca sarjana. UBCM memiliki beberapa jurusan, antara lain pengobatan tradisional China, akupuntur, ramuan obat, manajemen perawatan, dan ilmu kedokteran. Dalam kunjungan Presiden ke UBCM, turut hadir jajaran menteri Menko Polhukam Widodo AS, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Meneg BUMN Sofyan Djalil. Turut serta dalam kunjungan tersebut Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardyanto, Wakil Rektor II Universitas Airlangga Muslich Ansori, Ketua Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Suryo Guritno, Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB Latifah K Darusman,Presiden Direktur PT Sanbe Farma Jahja Santoso, dan Martha Tilaar. Di akhir acara, Presiden BUCM Gu Sihua menyerahkan kenang-kenangan kepada Presiden Yudhoyono berupa buku Compendium of Materia Medica, yaitu kompilasi kuno yang memuat 1.892 jenis obat-obatan tradisional Tiongkok yang ditulis oleh Li Shizhen pada 1578. Presiden Yudhoyono juga menyempatkan diri mengunjungi Museum of Chinese Traditional Medicine yang berada di universitas tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2008