Proyek Bandara (Komodo) Labuan Bajo ini merupakan proyek bandara pertama yang menggunakan skema KPBU dan pertama kalinya bekerja sama dengan investor asing...
Jakarta (ANTARA) - Dirut PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Tbk M Wahid Sutopo mengharapkan proyek Bandar Udara (Bandara) Komodo di Labuan Bajo bisa menjadi proyek percontohan yang menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) bagi proyek-proyek pembangunan bandara berikutnya.

"Proyek Bandara (Komodo) Labuan Bajo ini merupakan proyek bandara pertama yang menggunakan skema KPBU dan pertama kalinya bekerja sama dengan investor asing, sehingga diharapkan proyek ini menjadi percontohan untuk proyek bandara lainnya," ujar Wahid Sutopo dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Penjaminan oleh PII diberikan sebagai salah satu fasilitas dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk meningkatkan kelayakan dan kenyamanan investasi bagi investor dan perbankan yang membiayai proyek tersebut.

Proyek Bandara Komodo merupakan proyek transportasi kedua yang telah didukung PII dengan penyediaan penjaminan pemerintah.

Kemenhub c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) proyek BandaraKomodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan skema KPBU telah mengumumkan secara resmi pemenang lelang pada proyek tersebut.

Pengumuman tersebut dilakukan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta. Dalam proses lelang proyek KPBU Bandara Komodo ini telah terpilih pemenang lelang yaitu konsorsium PT Cardig Aero Services Tbk, Changi Airport International Pte Ltd, dan Changi Airports Mena Pte Ltd.

Baca juga: Pemenang lelang pengelolaan Bandara Komodo diumumkan akhir November

Proyek dengan skema  KPBU tersebut  mendapatkan minat dari beberapa calon investor asing dari empat negara yaitu Changi Airport International (Singapura), Muhibbah Enginering (Malaysia), GVK Power & Infrastructure, Ltd (India) dan Aeroport de Paris (Prancis).

Pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo sendiri ditujukan untuk mensukseskan dan menunjang Kawasan Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan destinasi pariwisata super prioritas.

Baca juga: Kemenhub siapkan pengembangan Bandara Komodo dukung pariwisata

Pengembangan Bandara Komodo antara lain meliputi penambahan panjang runway dari 2.250 m x 45 m menjadi 2.700 m x 45 m, pengembangan terminal kargo, pengembangan dan ekspansi terminal penumpang, pengembangan area komersial, serta parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Dengan penambahan itu, direncanakan Bandara Komodo akan dapat melayani kurang lebih empat juta penumpang per tahun dan kargo sebesar 3.500 ton pada 2044.

Baca juga: Bandar Udara Komodo bakal jadi bandara internasional

Adapun bentuk kerja sama proyek KPBU Bandara Komodo ini adalah DBOFMT (Design-Bulid-Finance-Operate-Maintain-Transfer) dengan total investasi untuk mencapai Rp1,2 triliun dan masa konsesi 25 tahun.

Partisipasi investor swasta ke depan khususnya di sektor infrastruktur transportasi akan terus didorong untuk meringankan beban APBN.

Baca juga: Dirjen targetkan KPBU pengelola Bandara Komodo rampung akhir tahun



 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019