Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa tektonik dengan magnitudo 4,9 yang pada Selasa pukul 12.18.27 WIB terjadi di Tolitoli dan Buol, Sulawesi Tengah, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik yang merupakan ciri khas gempa dampak tumbukan lempeng.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa gempa dengan episenter di laut sekitar 43 km arah timur Tolitoli pada pada kedalaman 66 km itu merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas subduksi lempeng yang menunjam ke bawah lengan utara Pulau Sulawesi.

Guncangan akibat gempa dilaporkan dirasakan di Tolitoli dan Buol dalam skala intensitas IV MMI (dirasakan oleh orang banyak) dan di Parigi Moutong dalam skala III MMI, getarannya terasa seperti ada truk lewat dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Warga di Tolitoli dan Buol dilaporkan sempat lari berhamburan ke luar rumah saat merasakan getaran akibat gempa. Namun sampai sekarang belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa.

Menurut hasil pemodelan gempa yang melanda wilayah Tolitoli dan Buol tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Hingga pukul 12.41 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan setelah gempa utama.

BMKG mencatat Tolitoli dan Buol sebagai daerah yang rawan gempa. "Sejarah mencatat di wilayah ini pernah terjadi gempa kuat dan merusak pada tahun 1979, 1983, 1996, dan 1997. Tsunami juga pernah terjadi di pantai Tolitoli pada tahun 1904," kata Daryono.

Baca juga:
Gempa 4,4 skala richter getarkan daratan Tolitoli
Meski berdekatan, gempa Tolitoli tak terasa di Gorontalo Utara

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019