Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman mengakui operasi tangkap tangan (OTT) terhadap salah satu komisioner dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap lembaga itu.

"Tergantung penetapan nanti statusnya seperti apa ya. Tentu publik akan terpengaruh soal ini," ujar Arief Budiman di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis.

KPU RI masih menantikan penentuan status dari pihak-pihak yang telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Setelah itu, KPU RI akan menjelaskan kepada publik terkait langkah yang akan dilakukan untuk meraih kembali kepercayaan publik.

Sementara itu, Arief menuturkan ruang kerja serta rumah dinas WS dilakukan penyegelan oleh penyidik KPK.

"Hanya untuk menjaga, mengamankan agar tidak terjadi perubahan di tempat itu. Nah mereka juga menyampaikan nanti kalau ada perkembangan," tutur dia.

Terkait penyitaan sejumlah barang di dua tempat tersebut, menurut dia, mungkin dilakukan penyidik apabila kasus berlanjut ke tahap berikutnya dan dibutuhkan dokumen.

Sementara WS masih diperiksa secara intensif oleh KPK setelah ditangkap bersama tiga orang lainnya.

KPK menyatakan total sampai saat ini sebanyak delapan orang diperiksa terkait operasi tangkap tangan (OTT) terhadap WS

"Saat ini sudah ada delapan orang yang diperiksa," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri.

KPK, kata dia, akan mengumumkan status dari pihak-pihak yang telah ditangkap tersebut pada konferensi pers yang direncanakan pada Kamis malam.

Baca juga: Pengamat: Kasus WS tidak boleh merusak KPU secara institusi

Baca juga: KPK amankan uang asing total Rp400 juta pada OTT Wahyu Setiawan

Baca juga: Rumah Komisioner KPU Wahyu Setiawan turut disegel

Baca juga: KPK segel ruang kerja komisioner KPU Wahyu Setiawan

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020