Tasikmalaya (ANTARA News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu  mendatangi sejumlah pedagang dan pabrik mie untuk mengambil sampel terkait beredarnya mie berformalin di daerah tersebut.

Pengambilan sampel tersebut melibatkan tim gabungan dari Kejaksaan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mereka mendatangi para pengecer di pasar Cikurubuk dan Pasar Pancasila serta mendatangi pabrik mie.

Ny Enok Sumartini seorang penjual mie di pasar Cikurubuk mengaku mendapatkan mie dari distributor asal Tasik. Dalam sehari ia dipasok 10 kilogram mie.

"Mie yang dijual sama ibu, kuatnya hanya satu hari," katanya.

Sedangkan menurut pedagang mie eceran lain, Ny Imas,  mie yang dijualnya sudah mendapatkan ijin dan tidak mengandung formalin.

Setelah mengambil sampel dari dua orang penjual mie, tim gabungan langsung mendatangi pabrik mie yang tidak jauh dari pasar dan mengambil beberapa sampel.

Kartini pemilik pabrik mie mengaku mie yang diproduksinya dijual ke tukang bakso dan beberapa pengecer di pasar.

"Mereka (Pembeli, red) datang sendiri ke sini, selama memproduksi mie tidak pernah pakai formalin, bahan-bahannya hanya terigu, garam, telur dan minyak goreng," katanya.

Kartini mengaku memproduksi hanya 125 kilogram mie setiap hari dan mie yang diproduksinya hanya bertahan satu hari untuk layak dikonsumsi.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Odang Saefudin mengatakan, sampel-sampel mie yang diambil oleh tim akan selanjutnya akan diuji di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008