Operasi TMC tidak menghilangkan hujan tapi meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Kepulauan Seribu, sepanjang Selat Sunda, Ujung Kulon dan s
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPTT) mengklaim operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilaksanakan sejak 3 Januari 2020 hingga saat ini mampu mengurangi curah hujan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) hingga mencapai sekitar 44 persen dari prakiraan.

"Hasil operasi ini menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Jabodetabek mampu ditekan lebih kecil daripada rata-rata curah hujan di sekitarnya," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Pada Senin (20/1), operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah melakukan penyemaian garam sebanyak 3.200 kilogram NaCl dengan tiga sortie penerbangan, yang menggunakan dua jenis pesawat yang dipinjamkan TNI AU yakni Cassa-212 A-2105 dan CN-295 A-2901.

Dua jenis pesawat tersebut menuju ke arah Barat Laut- Timur Laut dan Barat Daya - Barat Laut Jabodetabek untuk melakukan penyemaian garam terhadap potensi awan hujan yang ada, agar jatuh di wilayah tersebut sebelum mencapai Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Operasi TMC gunakan 8 ton garam sehari cegah hujan di Jabodetabek

Cassa-212 A-2105 melakukan dua sortie penerbangan ke area Barat Laut-Timur Laut. Kemudian, CN-295 A-2901 melakukan sortie penerbangan menuju area Barat Daya-Barat Laut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek pada 17-23 Januari 2020.

Sejak 3 Januari-18 Januari 2020, pelaksanaan TMC telah dilakukan sebanyak 44 sortie penerbangan dengan total jam terbang lebih dari 95 jam dan total bahan semai yang digunakan lebih dari 73 ton, dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 kaki. Operasi TMC tersebut didukung dua unit pesawat TNI-AU, yaitu pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4 Malang.

Sejak 3 Januari 2020, BPPT bekerja sama dengan BNPB, TNI-AU dan BMKG memulai penanggulangan banjir di wilayah Jabodetabek dengan cara mempercepat penurunan hujan sebelum mencapai wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Operasi TMC ke barat laut Jakarta, kurangi curah hujan-cegah banjir

Operasi TMC berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan, yakni dengan cara melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik atau menyerap air sehingga pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

Operasi TMC tidak menghilangkan hujan tapi meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Kepulauan Seribu, sepanjang Selat Sunda, Ujung Kulon dan sekitarnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab mengatakan dari data hasil pengamatan curah hujan terlihat distribusi curah hujan di Jabodetabek masih cukup merata dengan intensitas sedang hingga lebat.

Pada tanggal 8-10 Januari 2020 tercatat hujan dengan intensitas lebat tersebar merata di seluruh wilayah Jabodetabek.

Kemudian pada 16-19 Januari 2020 juga kembali terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat. Di luar tanggal-tanggal tersebut terjadi hujan namun dengan intensitas ringan hingga sedang. Hujan yang turun tersebut tidak seekstrem pada 1 Januari 2020.
Baca juga: BPPT akan perluas TMC di luar Jabodetabek

TNI AU kerahkan dua pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020