Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang melalui Wakil Bupati (Wabup) setempat, Tengku Insyafuddin meminta ke-22 relawan mengajar agar di kampung-kampung (desa-desa) setempat membudayakan 3S, yakni senyum, sapa, dan salam.

"Terlebih ketika bertemu saat berada di tengah-tengah masyarakat, karena budaya 3S tersebut merupakan modal utama untuk mendapatkan atensi dari masyarakat," sebut Insyafuddin di Tribun Lapangan Kantor Bupati Aceh Tamiang, Kualasimpang, Senin.

Hal tersebut diungkapkannya beberapa saat sebelum melepas ke-22 orang relawan Aceh mengajar yang bakal melangsungkan kegiatan sosialnya ke sejumlah desa di dua kabupaten, yakni Aceh Tamiang dan Aceh Timur.

Baca juga: 55 relawan asing akan mengajar di indonesia

Wabup Insyafudin menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terlaksananya program sosial pengabdian bagi calon-calon tenaga pendidik di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara tersebut.

Sebelum dilakukan pelepasan ini, ke-22 orang relawan Aceh mengajar terdiri dari sembilan laki-laki, dan 13 perempuan dengan titik sebaran meliputi Aceh Tamiang, yakni Kampung (Desa) Sulum, dan Kampung Serkil di Kecamatan Sekerak.

Lalu Kampung Tebing Tinggi di Kecamatan Tamiang Hulu, Kampung Rongoh di Kecamatan Tenggulun, dan Kampung Kuala Pusung Kapal di Kecamatan Seruway.

Sedangkan di Aceh Timur, yakni Gampong (Desa) Gajah Mentah di Kecamatan Sungai Raya, dan Gampong Kemuning Hulu di Kecamatan Birem Bayeun.

"Saya juga berpesan agar para relawan nanti dapat menghormati budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat," kata Insyafudin.

Koordinator Proyek Percontohan Gerakan Aceh Mengajar, Surya Darma, sebelumnya melaporkan, relawan ini berasal dari sejumlah daerah di Indonesia yang terjauh dari Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Ia mengatakan, ke-22 orang relawan Aceh mengajar tersebut dijadwalkan bakal diterjunkan ke sekolah-sekolah pada dua kabupaten di provinsi paling barat Indonesia guna mengabdi untuk masyarakat selama 10 hari.

"Fokus kegiatan Gerakan Aceh Mengajar, terutama dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Beberapa program yang akan dijalankan di antaranya, Festival Anak Nanggroe, Perlombaan Azan, dan Juz amma," jelasnya.

Baca juga: Danyonif 509/Kostrad bantu mengajar di SD perbatasan RI-PNG
Baca juga: Kemendikbud kembali latih 900 prajurit TNI yang bertugas di perbatasan

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020