tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari Pemerintah Indonesia, investasi modal, kepatuhan ketat pada kualitas produk dan kerja keras dari semua pihak dari Barata Indonesia
Jakarta (ANTARA) - PT Barata Indonesia (Persero) memperpanjang kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat Standart Car Truck ( Wabtec Subsidiary Company), untuk mengekspor produk Bogie, pendukung komponen rangka dasar dari badan kereta api.

Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno serta Mickey Korzeniowski, selaku Vice President and General Manager, Wabtec Freight Car Division dari Standart Car Truck telah meneken perpanjangan kontrak.  Kedua pihak sepakat untuk memperpanjang kontrak di mana Barata Indonesia mengekspor komponen kereta api, Bogie melalui SCT.

Mickey Korzeniowski dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, menjelaskan hubungan baik antara Barata Indonesia dan SCT telah dibangun selama 22 tahun. Dari perusahaan pengecoran kecil dari Asia Tenggara, menjadi salah satu pemimpin serta pemasok utama pasar global Wabtec.

"Ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari Pemerintah Indonesia, investasi modal, kepatuhan ketat pada kualitas produk dan kerja keras dari semua pihak dari Barata Indonesia," ujar Mickey.

Baca juga: Barata Indonesia dukung percepatan pembangunan kilang Pertamina

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Dirut Barata Indonesia mengatakan bahwa manajemen terus menjaga hubungan baik antara Barata dan SCT yang telah tercipta selama 22 tahun terakhir.

"Kami juga berterimakasih karena berkat kerjasama kami dengan SCT selama ini, telah membantu mendongkrak image pabrik foundry (pengecoran) Barata Indonesia menjadi pabrik yang kompeten dan go international," ujar Harry.

Baca juga: Ekspor komponen kereta api 2019 naik dua kali lipat

Dalam kerja sama tersebut disebutkan, bahwa kedua perusahaan sepakat untuk memperpanjang kontrak hingga 2030 dengan peningkatan volume ekspor Bogie, dari awalnya 2.000 carset Bogie per tahun, naik menjadi 5.000 carset Bogie per tahun.

Dengan nilai ekspor yang mencapai Rp337, 5 miliar per tahun (kurs Rp13.500 per dolar AS).

Barata Indonesia yang berdiri tahun 1971 selama ini memang telah menyuplai komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Untuk memenuhi standard kualitas ekspor, pabrik foundry (pengecoran) milik Barata Indonesia telah mengantongi sertifikat AAR (Association of America Railroads) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke AS dan Kanada.

Baca juga: Barata Indonesia targetkan ekspor naik 100 persen
Baca juga: Menteri BUMN dorong kemandirian dalam pembuatan mesin

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020