Primus akan mendorong pejabat berwenang untuk memindahkan lokasi perpustakaan ke dalam kota agar tidak menyeramkan bagi pembaca.
Wamena (ANTARA) - Minat masyarakat umum mengunjungi Perpustakaan Daerah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menurun sejak 2016 hingga memasuki awal tahun 2020.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Jayawijaya Primus Oagay yang dihubungi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan menurunnya kunjungan disebabkan antara lain perpustakaan berada di pinggiran kota.

"Sebenarnya animo masyarakat sejak 2016 sangat tinggi untuk membaca di perpustakaan milik pemda. Tetapi setelah 2016 sampai 2020 minat baca sedikit menurun," katanya.

Letak perpustakaan daerah yang berada di pinggiran kota atau jauh dari pusat keramaian, menyebabkan warga enggan mengunjungi gedung tersebut.

"Itu karena gedung pelayanan pemustaka berada di pojok, di Jalan Ponegoro dan di situ sarangnya kelompok orang mabuk. Saya punya karyawan hampir korban karena perbuatan orang mabuk," katanya.

Baca juga: Orang tua di Jayawijaya diimbau dorong anak-anak kembali sekolah
Baca juga: DPRD Jayawijaya tolak budaya menomorduakan perempuan


Primus mengaku akan mendorong kepada pejabat berwenang untuk memindahkan lokasi perpustakaan ke dalam kota agar tidak menyeramkan bagi pembaca.

"Kita sudah sampaikan kepada pimpinan agar penempatan kantor perpustakaan harus di depan sehingga orang bisa datang untuk membaca," katanya.

Walau masih berada di sarang pemabuk, Primus memastikan perpustakaan itu masih buka dengan jumlah pengunjung yang sedikit berkurang.

"Buku koleksi yang kita miliki lebih dari cukup. Baik kaitan dengan kesehatan, umum, pertanian, peternakan, buku pelajar, hukum, keuangan, kepegawaian, semua ada di dua ruangan yang kita siapkan," katanya.
 

Penghargaan bagi dua tokoh masyarakat Papua dari Mensos

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020