Proses dekontaminasi terus berlanjut sampai tentunya bersih dalam keadaan normal dan masih diperlukan 'effort' (upaya) untuk membersihkannya benar-benar tapi kandungan radioaktifnya sudah jauh berkurang dibandingkan waktu pertama kali ditemukan,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan paparan radiasi area tanah kosong di samping lapangan voli blok J di wilayah Perumahan Batan Indah turun signifikan.

"Proses dekontaminasi terus berlanjut sampai tentunya bersih dalam keadaan normal dan masih diperlukan 'effort' (upaya) untuk membersihkannya benar-benar tapi kandungan radioaktifnya sudah jauh berkurang dibandingkan waktu pertama kali ditemukan," kata Bambang dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa.

Pada saat awal ditemukan, paparan radiasi di area tanah kosong itu diukur sebesar 200 mikrosievert (mikroSv) per jam.

Baca juga: Praktisi : Mandi dan makan bantu hilangkan paparan radiasi nuklir

Kemudian, dosis radiasi menurun menjadi 130 mikroSv per jam, setelah serpihan sumber Cesium 137 diangkut dan diamankan ke badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Hingga Senin (17/2) sore, paparan radiasi menurun menjadi 28 mikrosv per jam karena dilakukan proses dekontaminasi berupa pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi.

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto mengatakan nilai batas dosis radiasi untuk masyarakat adalah 0,11 mikrosievert (mikroSv) per jam, sementara itu radiasi latar di Perumahan Batan Indah yakni 0,03-0,06 mikroSv per jam, maka wilayah di luar hotspot yang terkontaminasi radiasi yang masih dikeruk sudah jauh di bawah nilai batas dosis.

Baca juga: Efek terpapar radioaktif mual, muntah, mutasi genetik, kata dokter

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Anhar Riza Antariksawan mengatakan proses dekontaminasi masih terus berlanjut untuk mengurangi paparan radiasi hingga ambang batas normal.

Pada proses dekontaminasi yang dilakukan pada 12 Februari, 13 Februari, 16 Februari dan 17 Februari 2020, telah dikumpulkan sebanyak 107 drum yang terdiri dari 100 drum yang berisi tanah terkontaminasi dan tujuh drum yang berisi tanaman-tanaman yang terkontaminasi radiasi.

Proses dekontaminasi itu melibatkan kurang lebih 100 orang terutama pekerja radiasi untuk membersihkan tanah-tanah yang sudah diindikasikan terkontaminasi dan menimbulkan paparan yang tinggi.

Baca juga: Soal radiasi, Bapeten sebut tak perlu evakuasi warga Batan Indah

"Proses dekontaminasi bisa kita lakukan dengan baik dan ini juga kerja sama dengan berbagai pihak. Kita akan berusaha 'speed up' (mempercepat) itu sehingga betul-betul daerah itu akan kembali seperti biasa," ujarnya.

Anhar menuturkan lokasi paparan radiasi juga telah menyempit sekitar 30 meter persegi dari sebelumnya sekitar 100 meter persegi. Berkurangnya area yang terpapar radiasi karena dilakukan proses dekontaminasi dan pengangkatan sumber bahan radioaktif Cesium 137 dari wilayah itu.

"Kita lakukan dekontaminasi dan ini sudah menurunkan tingkat paparan yang sekarang di pinggir-pinggir lokasi kecuali hotspot sudah bisa digunakan untuk aktivitas oleh warga tidak membahayakan," tuturnya.

Baca juga: BATAN pindahkan 87 drum berisi tanah ke penyimpanan limbah radioaktif

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020