Bengkulu (ANTARA) - Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, Mariska mengatakan seekor harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae) ditemukan mati karena terkena jerat pemburu di kawasan hutan produksi terbatas Bukit Badas, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.

"Ditemukan dalam kondisi sudah hampir membusuk jadi langsung dikuburkan siang tadi," kata Mariska di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan harimau betina tersebut telah dibawa ke Kantor BKSDA Bengkulu-Lampung di Kota Bengkulu untuk dikuburkan. Sebelum dikuburkan, petugas sudah mengambil sampel guna pemeriksaan atau identifikasi DNA.

Kasus harimau mati ini berawal dari laporan warga yang melihat harimau mati dalam hutan saat mengambil umbut atau sejenis sayuran dari pucuk tanaman. Melihat harimau yang tergeletak di tanah, warga tersebut langsung bergegas kembali ke rumah dan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Baca juga: BBKSDA Riau bersihkan jerat di lokasi konflik manusia dengan harimau

Baca juga: Kementerian LHK perlihatkan jerat hasil sitaan SMART-RBM

Baca juga: Perlu jeratan berlapis untuk pemasang jerat


Kapolres Seluma AKBP I Nyoman Mertha Dana melalui Kanit Tipiter Ipda Catur Teguh mengatakan pada Selasa (18/2) malam mendapat laporan dari warga bernama Ridwan Fauzi (38) tentang harimau mati di kawasan hutan itu dan tim langsung bergerak ke lokasi untuk mengevakuasi pada Rabu (19/2) pagi.

Sebelum mengevakuasi satwa terancam punah itu, kepolisian dan BKSDA sudah melakukan patroli Wanalaga. Dari patroli tersebut petugas mendapat laporan dari warga tentang keberadaan seekor harimau di dalam hutan itu.

Ridwan Fauzi(38) warga yang melaporkan keberadaan harimau awalnya sedang mencari umbut atau sejenis sayuran dari pucuk tanaman di hutan. Saat perjalanan pulang ia dikagetkan dengan penampakan harimau.

“Warga yang melihat harimau itu dan khawatir sehingga langsung kabur dan melaporkannya,” katanya.

Usai mendapatkan laporan itu, tim langsung menuju lokasi dengan menggunakan kendaraan dan sebagian rute harus ditempuh berjalan kaki. Setibanya di lokasi didapati aroma tidak sedap yang berasal dari bangkai harimau yang sudah mati terjerat.

“Kondisi jerat pada bagian leher dan kaki,” katanya.*

Baca juga: KLHK gencarkan operasi pembersihan jerat satwa dilindungi

Baca juga: Harimau korban jerat hanya mau minum air gambut.

Baca juga: BBKSDA Riau gelar operasi gabungan bersihkan jerat harimau

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020