Jakarta (ANTARA) - Masahiro Nakai, mantan pemimpin dari grup idola populer Jepang SMAP, akan meninggalkan agensi hiburan Johnny & Associates tempatnya bernaung selama lebih dari 30 tahun pada akhir Maret 2020.

Pria 47 tahun itu mengumumkannya di konferensi pers di Tokyo, Jumat (21/2). Nakai mengatakan dia sulit memotivasi diri dalam menghadapi tantangan baru setelah SMAP bubar pada 2016 dan dia telah membuat kantor sendiri untuk mengatur semua pekerjaannya.

Baca juga: Grup Jepang SMAP rilis album terakhir sebelum bubar

"Pada dasarnya saya sendirian," kata Nakai, yang telah membawakan sejumlah acara televisi sejak SMAP dibubarkan.

"Saya pikir saya harus berada di lingkungan baru."

SMAP sangat populer sampai-sampai saat baru bubar pada 2016, ada 370.000 orang Jepang dan luar negeri menandatangani petisi berisi permohonan agar mereka mempertimbangkan lagi keputusan itu.

Baca juga: Berharap batal bubar, penggemar SMAP kumpulkan 370.000 tanda tangan

Saat ditanya apakah grup SMAP akan kembali bersatu, Nakai mengatakan kemungkinan tetap ada.

Tiga dari lima anggotanya --Tsuyoshi Kusanagi, Goro Inagaki dan Shingo Katori-- membentuk grup "Atarashii Chizu", artinya peta baru, setelah mereka meninggalkan agensi pada 2017.

Yang akan tersisa di Johnny & Associates adalah aktor populer Takuya Kimura yang drama-dramanya pernah tayang di televisi Indonesia bertahun-tahun lalu.

Johnny's adalah salah satu agensi hiburan paling berkuasa di Negeri Sakura yang telah menelurkan grup-grup idola pria ternama di Jepang, termasuk SMAP, ARASHI, KAT-TUN hingga SixTONES.

Pendirinya, Johnny Kitagawa, tutup usia tahun lalu. Peringatan kematiannya dihadiri sejumlah tokoh-tokoh terkenal dari agensi, juga selebritas lain seperti penyanyi Akiko Wada dan Dewi Sukarno, istri keenam Presiden Sukarno asal Jepang.

Baca juga: Johnny Kitagawa, bos agensi hiburan Jepang meninggal di usia 87 tahun

Baca juga: Takuya Kimura akan rilis album solo perdana setelah SMAP bubar

Baca juga: Diduga halangi eks SMAP, agensi Johnny's dapat teguran

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020