KUALA LUMPUR (ANTARA) - Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Kamil Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan "sister school" di Kuala Lumpur, Malaysia, 17-21 Februari 2020 dalam rangka mengimplementasikan Program Merdeka Belajar.

"Kegiatan ini merupakan puncak tema dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelas," ujar Wakil Ketua Kesiswaan SMPIT Insan Kamil Sidoarjo, M Choirul Anam dalam pernyataan pers yang dikirim di Kuala Lumpur, Sabtu.

Choirul mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar bagi para siswa sehingga terwujud sebuah pembelajaran yang bermakna.

"Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman kepada murid untuk dapat memaknai hakikat hidup yang sebenarnya," katanya.
Baca juga: Sekolah anak-anak TKI di Sabah,Malaysia dikunjungi pegiat HAM AS
Baca juga: Sekolah Australia jajaki kerja sama dengan Indonesia

Dia mengatakan pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang memberikan kepada murid untuk mampu menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan hidup yang mereka hadapi di kehidupan nyata sehari-hari.

"Pembelajaran bermakna tidak hanya dibatasi oleh tembok dan gedung sekolah tapi tidak berbatas ruang dan waktu," katanya.

Sebanyak 112 siswa dan 10 guru yang berangkat ke Malaysia pada mulai Senin lalu untuk melakukan kunjungan dan observasi.

"Tempat-tempat yang dikunjungi dan dijadikan pusat pembelajaran diantaranya KBRI Kuala Lumpur, Dataran Merdeka, Masjid Jamek, Sekolah Menengah Islam Hira', Museum Negara, Petrosains, transportasi LRT-MRT-monorail, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Plaza Tugu Negara, Pasar Seni Central Market, Kompleks Masjid Putrajaya dan proses keimigrasian di Bandara," katanya.
Baca juga: Anak-anak di perbatasan lebih memilih sekolah ke Malaysia
Baca juga: Puluhan siswa asal Singapura kunjungi SMA 3 Semarang

Dia mengatakan tujuan kegiatan ini adalah memberikan pembelajaran keimigrasian kepada siswa, memberikan wawasan global kepada siswa, memberikan pengetahuan tentang aplikasi karakter orang-orang di negara lain.

Kemudian memberikan pengetahuan tentang pengelolaan penduduk, ekonomi, budaya, pendidikan dan sosial di suatu negara, memberikan bekal pengetahuan kepada murid sebagai generasi penerus dan pemimpin untuk dapat menata bangsanya menjadi bangsa yang lebih baik.

"Semoga kegiatan ini mampu memberikan pengalaman berharga dan menjadi spirit untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan sukses di masa yang akan datang," katanya.
Baca juga: Sanggar Belajar anak WNI di Semenanjung Malaysia

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020