Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengharapkan pers bisa berfungsi untuk mencerahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pers diharapkan mampu memberi pencerahan bagi kehidupan berbangsa," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh dalam sambutan acara puncak "Malam Pers Perjuangan" Hari Pers Nasional (HPN) 2009 di Gedung Tenis Indoor Senayan Jakarta, Senin malam.

Nuh mengatakan pers merupakan pilar keempat dalam negara demokrasi yang berfungsi menjembatani tiga pilar yang lain yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.

"Empat pilar tersebut tidak boleh ada superioritas. Kita berkeinginan agar semua pilar menjaga rumah besar kita yaitu Indonesia," kata Nuh.

Oleh karena itu pemerintah menghormati kebebasan pers untuk kepentingan rakyat banyak dan menganggap pers merupakan mitra yang sejajar.

Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pers untuk mendahulukan kepentingan besar yaitu kepentingan negara dan rakyat banyak dibanding kebenaran kecil.

Presiden mencontohkan apabila di suatu daerah konflik, wartawan melaporkan fakta apa adanya tanpa ada yang disaring namun justru berpotensi membuat daerah itu dilanda konflik yang lebih hebat, maka wartawan itu memilih kebenaran kecil.

Namun apabila wartawan melaporkan dengan membatasu dirinya untuk tidak mengungkapkan fakta yang membuat kondisi lebih buruk, Presiden mengatakan wartawan itu mendahulukan kebenaran besar.

Presiden juga mengingatkan pers untuk menumbuhkan demokrasi di Indonesia terutama menjelang pemilu 2009.

Pada kesempatan tersebut, Panitia Pusat HPN 2009 memberikan empat penghargaan yaitu penghargaan Adinegoro karya jurnalistik terbaik tahun 2008, penghargaan spirit jurnalistik,dan penghargaan anugerah medali emas kemerdekaan pers untuk individu serta untuk institusi.

Untuk penghargaan anugerah medali emas kemerdekaan pers untuk individu, Panitia Pusat HPN 2009 memberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang langsung diberikan kepadanya.

Sedangkan penghargaan anugerah medali emas kemerdekaan pers untuk institusi diberikan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketua Umum PWI mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan anugerah medali emas kemerdekaan pers karena telah menggunakan mekanisme hak jawab sesuai kaidah jurnalistik berkaitan dengan kasus jurnalistik yang menimpanya.

Sedangkan TNI, lanjutnya, menjadi institusi yang paling sering menggunakan hak jawab berkaitan dengan kasus jurnalistik yang menimpanya, dan penghargaan tersebut diterima langsung oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.

Untuk penghargaan Adinegoro karya jurnalistik terbaik tahun 2008, terpilih wartawan Batam Pos, Muhammad Nur dan pemilik koran Jawa Pos Dahlan Iskan mendapatkan penghargaan spirit jurnalistik.

Pada kesempatan itu, insan pers Indonesia menyatakan Deklarasi Jakarta yang menyebutkan kemerdekaan pers dari dan untuk kepentingan rakyat, serta menolak segala bentuk kriminalisasi pers.

Acara puncak peringatan Hari Pers Nasional 2009 dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ketua DPR Agung Laksono, pimpinan lembaga tinggi negara, para duta besar negara sahabat dan pimpinan media massa(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009