plastik bukan untuk kita musuhi
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Program Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK) Rusmarnie Rusli mengatakan edukasi mengenai pengelolaan dan pemilahan sampah perlu diajarkan sejak dini pada siswa.

"Pengelolaan dan pemilahan sampah penting untuk diajarkan sejak dini. Sekolah perlu mengajarkan hal itu pada siswanya," ujar Rusmarnie Rusli dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Sampah hendaknya dipilah menjadi tiga macam yakni organik, anorganik dan siswa makanan. Sampah anorganik seperti botol plastik bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi.

"Plastik bukan untuk kita musuhi, karena sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Justru yang harus kita takutkan adalah rendahnya kesadaran kita untuk mengelola sampah-sampah plastik ini, agar tidak mengotori lingkungan, selokan, kali atau laut kita," terang dia.

Baca juga: ASN Jakarta Utara ditegur inspektorat jika tak pilah sampah
Baca juga: Inginkan "zero waste", NTB kampanyekan pilah sampah dari rumah tangga
Baca juga: Pemerintah didorong optimalkan pemanfaatan bank sampah


Dia menambahkan jika dikelola dengan baik dan dipilah di rumah, maka plastik-plastik itu punya nilai ekonomi. Contohnya botol plastik PET yang telah dipilah bisa dijual dengan harga Rp4.000 per kilogram.

Akan tetapi kesadaran untuk melakukan pengelolaan dan pemilahan sampah tersebut belum sepenuhnya disadari masyarakat.

Untuk menarik minat masyarakat untuk memilah sampah, pihaknya mengadakan program penukaran sampah botol plastik dengan sembako murah. Penukaran tersebut dilakukan melalui mobil edukasi KPUK yang rutin berkeliling di wilayah Jabodetabek.

Baca juga: DLH Banjarmasin galakkan dua kantong sampah setiap rumah warga
Baca juga: Tong sampah pilah Jakarta Pusat diganti jadi berbahan stainless steel
Baca juga: Bank sampah Induk Banjarmasin buat layanan jemput sedekah sampah


Mobil edukasi tersebut juga berkeliling ke sejumlah sekolah untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah.

"Kami ingin mengajak masyarakat mengelola sampah plastiknya, karena kami sadar ini tidak mudah," katanya.

Ia menjelaskan, kegiatan tukar sampah dengan sembako ini baru menerima sampah botol, karena lebih mudah untuk dijual kembali ke pelapak.

"Kami berharap ke depan bisa menerima jenis plastik lain," harap dia.

Baca juga: Pasar di Jakarta pilah sampah sebelum dibuang ke TPST Bantargebang
Baca juga: Program KPST Jakbar diharapkan kurangi volume sampah
Baca juga: Bank sampah Sunter Agung tawarkan empat produk ke nasabah

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020