Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona baru, Achmad Yurianto menjelaskan makna kesiapsiagaan sejumlah provinsi di Indonesia dalam menangani COVID-19.

"Dikatakan siaga, bukan berarti disana banyak kejadian. Tetapi siaga, itulah destinasi yang paling memungkinkan bagi kunjungan wisatawan," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Pernyataan Yurianto menanggapi pertanyaan seputar imbauan Palang Merah Indonesia yang meminta 10 provinsi siap siaga mencegah COVID-19.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Tanah Air berkurang dua

Baca juga: 13 kasus baru positif COVID-19 berasal dari pasien "suspect"

Baca juga: Achmad Yurianto sebut pemberdayaan komunitas cegah penyakit komunal


Kesepuluh provinsi itu yakni Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

Sepuluh provinsi itu disebut banyak kedatangan wisatawan baik dari daerah maupun mancanegara sehingga dinilai rawan penyebaran COVID-19.

Yurianto mengatakan sejatinya imbauan itu berawal dari enam pintu gerbang besar masuknya wisatawan asing yakni Jakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, Kualanamu dan Batam, yang ternyata banyak masuk orang yang kini dalam pemantauan.

Kemudian pemerintah, kata Yurianto, menambah lagi beberapa wilayah seperti NTB dan sebagainya yang harus meningkatkan kehati-hatian.

"Kita tahu meskipun pariwisata melemah, kunjungan masih ada. Jadi tidak dimaknai di provinsi-provinsi ini ada kejadian gede, enggak. Tetapi di 10 provinsi ini lah kita harus hati-hati karena memang ODP (orang dalam pengawasan) lebih banyak, karena ini pintu masuk gerbang," kata Yurianto.*

Baca juga: Jubir Yurianto: Kondisi kasus 1-4 COVID-19 bagus

Baca juga: Pemerintah umumkan kasus positif COVID-19 bertambah dua orang

Baca juga: Keputusan izinkan penumpang Viking Sun turun, berdasar Dinkes Bali

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020