Surabaya (ANTARA) - Sekretariat Perkerisan Nasional Indonesia (SNKI) Korwil Jawa Timur menginginkan keris menjadi cendera mata resmi untuk tamu negara yang berkunjung ke Indonesia.

"Keris adalah warisan budaya bangsa dan harapan kami keris buatan para penerus Mpu bisa digunakan untuk cendera mata resmi dari Presiden kepada tamu negara," ujar Koordinator Wilayah SNKI Jatim, Agung G. Wisnu, usai bertemu Ketua DPD RI La Nyalla M Mattalitti di Surabaya, Senin.

Baca juga: Museum Nasional: Keris Diponegoro sesuai dengan catatan sejarah

Pada siaran pers yang diterima di Surabaya, secara khusus ia berharap ke La Nyalla untuk meneruskan aspirasinya kepada Pemerintah Pusat sehingga warisan budaya asli Indonesia tetap terjaga.

Selain itu, Agung juga berharap digelar pameran keris pusaka dan keris baru berskala nasional, termasuk menjadi agenda tahunan Pemerintah Indonesia.

Sehingga, kata dia, para perajin keris sebagai generasi penerus para Mpu memiliki medium untuk menampilkan karyanya.

Baca juga: Museum Nasional: Pengembalian keris Diponegoro bermakna bagi Indonesia

"Kami juga ingin Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) segera menerbitkan sertifikasi untuk lima profesi terkait keris, mulai pembuat warangka, pendok, desain keris dan penjamas serta perajinnya," ucapnya.

Sementara itu, La Nyalla berjanji menyampaikan kepada pemerintah tentang pentingnya menjaga warisan leluhur dan perlunya memastikan generasi penerus perajin keris tetap lestari.

Sehingga, lanjut dia, warisan budaya yang telah mendapat pengakuan dari Unesco pada 2005 tersebut tetap terjaga.

La Nyalla yang pada 2003 mendapat gelar Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) itu juga berkomitmen membantu terwujudnya pameran keris skala nasional serta menjadi agenda tahunan resmi pemerintah Indonesia.

"In syaa Allah saya akan motori, nanti kami cari waktu yang tepat," kata senator yang juga pemilik sekitar 300 keris pusaka tersebut.

Baca juga: Raja Belanda kembalikan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi
Baca juga: Menlu pastikan keaslian keris Pangeran Diponegoro
Baca juga: FSKN minta Belanda pulangkan semua pusaka Nusantara

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020