Sejak tahun 2013 sampai sekarang, kami telah membina sebanyak 52 ponpes yang tersebar di tujuh provinsi...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Program Santriprenuer di Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng), mengingat kedua wilayah tersebut berpotensi besar untuk menumbuhkan wirausaha industri baru, khususnya sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM), yang diharapkan berperan menggerakkan roda perekonomian nasional.

“Awal tahun 2020 ini, kami telah melaksanakan Program Santripreneur di wilayah Banten dan Tegal. Minggu lalu, kami juga gelar kegiatan serupa di tujuh Ponpes (Pondok Pesantren) wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah melalui bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Gati menjelaskan bimbingan teknis (bimtek) di Yogyakarta dan Jateng tersebut sudah dilaksanakan selama empat hari pada 14-17 Maret 2020. Kegiatan ini berupa bimbingan teknis IKM makanan ringan di Ponpes Al Hikmah Karangmojo serta bimtek pengolahan roti di Ponpes Nurul Haromain dan Ponpes Raudlatul ‘Ulum.

“Kemudian, bimtek perbengkelan roda dua di Ponpes Darul Fikr Al Madai, Ponpes Al Musanni, Ponpes Darul Quran, dan Ponpes Pangeran Diponegoro,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Ditjen IKMA juga memfasilitasi pemberian mesin dan peralatan produksi untuk dimanfaatkan oleh unit bisnis yang ada di ponpes tersebut agar bisa meningkatkan kapasitas produksinya.

Baca juga: Kemenperin bina lebih dari 8.000 santri untuk jadi wirausaha baru

“Bahkan, di dalam program bimtek, kami menghadirkan narasumber dari IdEA yang memberikan wawasan tentang perkembangan digital marketing. Hal ini merupakan bagian dari mendorong kesiapan pelaku IKM memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang juga sejalan dengan Program Making Indonesia 4.0,” tambah Gati.

Menurutnya, dengan jumlah ponpes yang cukup banyak di Indonesia, para santri memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Kementerian Agama, hingga saat ini Indonesia memiliki sekitar 28.194 ponpes yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri lebih dari 5 juta orang.

“Sejak tahun 2013 sampai sekarang, kami telah membina sebanyak 52 ponpes yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten dengan lebih dari 9.348 santri yang sudah mengikuti program pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan,” paparnya.

Pihaknya akan terus konsisten menjalankan Program Santripeneur untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis ponpes dan mengembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri.

“Ini merupakan program prioritas kami guna menyokong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Gati.

Kemenperin membuka kesempatan bagi seluruh ponpes di Indonesia yang ingin mengikuti Program Santripreneur, untuk mengirimkan proposalnya langsung ke kantor Ditjen IKMA Kemenperin, Jakarta, atau bisa menghubungi melalui akun @ditjenikma di berbagai kanal media sosial.

Baca juga: Kemenperin konsisten bina santri berwirausaha

Baca juga: Bahlil dorong semangat kewirausahaan di pesantren Yogyakarta


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020