"Jasad orang yang meninggal karena penyakit infeksi berbahaya, masih beresiko menularkan penyakit yang dibawanya,"...
Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sugiyono Saputra mengatakan potensi penularan juga dapat terjadi saat melakukan kontak langsung dengan jasad dari orang positif COVID-19, misalkan ketika proses pemandian jenazah maupun proses pemakaman.

"Jasad orang yang meninggal karena penyakit infeksi berbahaya, masih beresiko menularkan penyakit yang dibawanya," kata Sugiyono kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sugiyono menuturkan setiap yang melakukan kegiatan kontak langsung dengan jasad tersebut harus menggunakan alat pelindung diri, dan proses desinfeksi wajib dilakukan setelahnya.

Ketika seseorang terinfeksi COVID-19, kata Sugiyono, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit itu bisa dideteksi dari cairan tubuh seperti sputum atau yang berasal dari saluran pernapasan, darah dan feses.
Baca juga: Pakar : Waspada tiga sumber penularan COVID-19 bagi usia lanjut

Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak melakukan kontak langsung dengan pasien COVID-19 bahkan jasad dari penderita COVID-19 karena berisiko terinfeksi COVID-19.

Menurut Sugiyono, sebagai kehati-hatian dari sesuatu yang berbahaya maka sebagai satu kesatuan, jasad tersebut tidak boleh lagi diperlakukan serupa dengan jasad pada umumnya namun ada prosedur khususnya untuk meminimalkan risiko penularan. Proses pemakaman juga harus dilakukan secepat mungkin​​​​​​​.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan punya panduan khusus untuk proses pemakaman orang yang meninggal karena penyakit infeksi berbahaya, seperti yang disebabkan virus ebola dan virus marburg.

Untuk itu, masyarakat diharapkan berhati-hati memperlakukan jenazah COVID-19, dan tidak menyentuh bahkan membuka kantong plastik yang membungkus jenazah demi mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Waspadai tiga penularan Corona yakni uang, barang online, dan keluarga

​​​​​​​Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah pasien COVID-19 yang sembuh di Indonesia mencapai 103 orang, sedangkan kasus positif menjadi 1.677 orang hingga Rabu(1/4) pukul 12.00 WIB. Jumlah orang yang meninggal dunia akibat COVID-19 menjadi 157 orang.

Total 32 provinsi di Indonesia telah terpapar penyakit yang disebabkan virus corona tersebut.

"Ada penambahan kasus konfirmasi positif yang baru  149 kasus. Sehingga total menjadi 1.677 orang. Saya mengingatkan kembali kepada kita semua bahwa kunci keberhasilan penanggulangan COVID-19 ini ada pada kita, karena itu patuhi betul dalam menjaga jarak," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Spesialis paru: Masyarakat garda terdepan pemutus penularan COVID-19

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020