Riwayat perjalanan dari perempuan ini telah melakukan perjalanan dari Bogor, Jawa Barat sehingga dirawat intensif dan statusnya menjadi PDP.
Jombang (ANTARA) - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) dan satu orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diketahui meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RSUD Kabupaten Jombang.

Humas Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pandemi COVID-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno  mengemukakan bahwa kedua pasien tersebut meninggal dunia pada Jumat setelah mendapatkan perawatan di RSUD Kabupaten Jombang.

"Itu (pasien) meninggal dunia karena penyakit bawaan. Jadi, 'rapid test' dan 'swab' negatif," katanya di Jombang, Jumat.

Sementara itu, Direktur RSUD Kabupaten Jombang dr Pudji Umbaran mengemukakan bahwa PDP tersebut dirawat di rumah sakit sekitar lima hari. PDP yang juga seorang perempuan itu kondisi kesehatan tubuhnya tidak begitu bagus.

"Jadi, PDP ini meninggal karena sakit. Kondisi, statusnya kurang bagus. Sejak awal masuk kurang bagus," kata dia.

Pihaknya juga melakukan pemeriksaan intensif. Terlebih lagi, diketahui riwayat perjalanan dari perempuan ini telah melakukan perjalanan dari Bogor, Jawa Barat sehingga dirawat intensif dan statusnya menjadi PDP.

Pasien tersebut sebelumnya dirawat di rumah sakit Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, dan mengeluhkan sesak napas sehingga dirujuk ke RSUD Jombang, pada Minggu (29/3) malam.

Saat dilakukan "rapid test" diketahui pasien tersebut positif terinfeksi virus COVID-19 sehingga dilakukan isolasi. Pihak rumah sakit kembali melakukan "swab" pada Senin (30/3) siang untuk dikirimkan ke Balitbangkes Surabaya.

Selama proses menunggu tersebut dilakukan prosedur isolasi dengan kondisi yang bersangkutan semakin memburuk. Pada Kamis (2/4) hasil "swab" keluar dan dinyatakan negatif. Pasien meninggal dunia pada Jumat ini.

Sementara itu, untuk ODP yang meninggal dunia, Pudji Umbaran mengatakan ia masuk ke rumah sakit karena keluhan sakit perut. Awal pemeriksaan tidak ada gejala yang mengarah pada COVID-19, namun karena kewaspadaan akhirnya pasien tersebut dimasukkan ODP.

"Waktu masuk itu sakit perut. Untuk hasil tes, karena tidak ada yang menuju ke COVID-19, jadi status umum di awal. Namun, untuk kewaspadaan dalam penentuan (sakit) akhirnya kami masukkan ODP. Itu dirawat sekitar lima hari, usianya sudah agak sepuh, di atas 50 tahun," katanya.

Pasien ODP dengan jenis kelamin perempuan tersebut juga baru diketahui telah melakukan perjalanan dari Jakarta. Almarhumah sebelumnya periksa ke RSUD Jombang pada Senin (30/3) pagi dan dirawat di rumah sakit, hingga akhirnya meninggal dunia.

PDP dan ODP dari Kabupaten Jombang yang meninggal dunia tersebut untuk proses perawatan jenazah diberlakukan seperti pasien COVID-19. Hal itu berdasarkan kewaspadaan.

"Atas dasar kewaspadaan kami memakai prosedur penanganan pasien COVID-19," kata dia.

Di Kabupaten Jombang, untuk pemantauan ODP hingga Jumat (3/4) mencapai 262 orang, dengan ODP sehat selesai pemantauan 14 hari sebanyak 28 orang. Untuk kumulatif PDP lima orang pasien dan yang positif terinfeksi virus corona dilaporkan satu, demikian Pudji Umbaran. 

Baca juga: Jumlah positif COVID-19 di Jatim tetap 103 pasien

Baca juga: Cegah COVID-19, akses makam di Pesantren Tebuireng ditutup sementara

Baca juga: Bantuan pangan disalurkan ACT Jatim untuk tenaga medis RSUD dr Soetomo

Baca juga: Khofifah sebut rumah sakit di Jatim butuh 3.200 APD per hari

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020