Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman mengambil langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi pandemi virus corona baru termasuk untuk melindungi warga negara Indonesia (WNI) di Yordania.

Langkah antisipasi perlu dilakukan mengingat terdapat lebih dari 1.200 warga Indonesia yang tinggal di Yordania, demikian pernyataan dari KBRI Amman yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Bersamaan dengan Indonesia, pada 2 Maret 2020, Yordania mengumumkan kasus pertama infeksi positif virus corona (COVID-19). Sejak saat itu, pemerintah Yordania serta merta melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang terpadu.

Untuk menghadapi pandemi itu, atas perintah Raja Yordania, pemerintah sejak 18 Maret 2020 memberlakukan keadaan darurat militer dengan menerapkan Undang-Undang Pertahanan 1992.

Sejumlah langkah kebijakan pun dikeluarkan, yaitu penutupan kantor-kantor pemerintah dan swasta, sekolah, universitas, bank, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata. Sementara rumah sakit dan apotek tetap buka.

Baca juga: Yordania kirim makanan ke setiap rumah warga selama karantina
Baca juga: Yordania terapkan karantina wilayah untuk tangani COVID-19


Imbauan dan anjuran untuk menjaga jarak (physical distancing), pembatasan social (social distancing), serta gerakan tinggal di rumah dan bekerja dari rumah juga diterapkan di Yordania.

Saat keadaan darurat militer diumumkan di Yordania, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pun dibentuk.

Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Luar Negeri RI Tahun 2018 tentang Pelindungan WNI di luar negeri, KBRI Amman juga menyiapkan rencana kontijensi, yakni mulai dari skenario pencegahan dan penanganan keadaan darurat hingga melakukan evakuasi WNI.

Sebagai bagian dari rencana kontijensi, KBRI Amman memetakan dan menyusun data para WNI di Yordania yang sebagian besar adalah pekerja migran informal di beberapa kota, yaitu Amman, Irbid, Aqaba dan Karak.

Di kantung-kantung WNI di Yordania, beberapa koordinator ditunjuk sebagai penjuru untuk berkomunikasi dengan perwakilan RI. KBRI Amman kemudian secara berkala menyebarkan imbauan dan informasi tentang wabah COVID-19 melalui media sosial agar dapat menjangkau warga Indonesia secara lebih luas.

Setelah larangan keluar rumah dan jam malam dilaksanakan selama dua minggu, sebagian pekerja migran harian mulai mengalami kesulitan karena tidak lagi berpenghasilan. Demikian pula sebagian mahasiswa menghadapi kesulitan yang sama mengingat kiriman uang bulanan dari tanah air mulai terhambat.

Informasi itu diperoleh sebagai hasil dari komunikasi dan koordinasi antara KBRI Amman, baik melalui kunjungan dan pertemuan maupun panggilan video dengan para WNI.

Untuk mengurangi beban sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh sekitar 500 WNI, yang terdiri dari pekerja migran, mahasiswa dan jamaah tablig, KBRI Amman telah menyiapkan paket bantuan medis dan sembako, yang terdiri dari masker, sarung tangan, sanitizer, sabun cuci tangan, vitamin C, obat demam, indomi, beras dan makanan kaleng.

Paket bantuan tahap pertama tersebut telah disalurkan sejak akhir Maret hingga awal April 2020.

Langkah yang telah dilakukan KBRI Amman menjangkau para WNI di tengah krisis wabah COVID-19 adalah suatu bentuk kehadiran negara dalam melayani dan melindungi warga Indonesia di luar negeri.

Mengantisipasi perpanjangan situasi darurat akibat wabah COVID-19 serta mendekati bulan puasa Ramadhan, KBRI Amman telah menyiapkan kembali paket bantuan medis dan sembako untuk tahap kedua.

Baca juga: Raja Yordania umumkan keadaan darurat untuk perangi corona
Baca juga: Kualifikasi Tinju Olimpiade pindah ke Yordania karena virus di China

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020