Iya mereka mungkin mengejar waktu, apalagi jadwal keretanya enggak tentu
Jakarta (ANTARA) - Penumpang kereta api listrik (KRL) Jabodetabek masih berlari mengejar kereta saat hendak berpindah kereta atau transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu.

Pantauan ANTARA pada hari keenam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di stasiun itu dari dari pukul 16.00 sampai 17.46 WIB, sejumlah penumpang berlari antar peron untuk mengejar kereta.

Kebanyakan penumpang itu adalah pengguna kereta tujuan Bekasi dan Cikarang.

Jika sebelum wabah pandemi terjadi, lari-larian mengejar kereta ini sudah jadi tradisi anak kereta atau Anker, julukan pengguna aktif KRL pada jam berangkat kerja dan pulang kantor.

Alasan lari-larian pun beragam, ada yang mengejar waktu karena jadwal kereta yang tidak pasti, ada juga yang khawatir ketinggalan kereta.
Penumpang KRL turun dari kereta arah Tanah Abang menuju kereta arah Bekasi di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (15/4/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Kekhawatiran ini dikarenakan untuk transit ke kereta, penumpang harus melintas sejumlah peron yang kadang jalur penyeberangan antar peron tertutup oleh kereta yang sedang parkir.

Baca juga: Kereta jalur Bogor masih terpantau ramai di Stasiun Manggarai

Berbarengan dengan itu, kereta yang hendak dituju sudah bersiap untuk berangkat. Hal ini pulalah yang membuat penumpang begitu turun dari kereta arah Bogor atau Duri, langsung bergegas turun dan berlari-lari menuju kereta Bekasi yang ada di peron 3 dan 4.

Menurut petugas keamanan dalam Stasiun Manggarai yang berjaga di peron 3-4 sudah jadi kebiasaan penumpang Bekasi dan Cikarang lari-larian saat berpindah kereta.

"Iya mereka mungkin mengejar waktu, apalagi jadwal keretanya enggak tentu. Ditambah lagi ada permintaan KRL stop operasi, jadi mereka was-was juga," kata petugas itu.

Selain karena alasan tadi, jadwal perjalanan kereta yang dipangkas juga menjadi alasan penumpang mayoritas perempuan dan ibu-ibu untuk lari-larian mengejar kereta.

Padahal, kondisi penumpang KRL sejak wabah pandemi COVID-19 sudah berkurang dari biasanya, dan kapasitas penumpang juga dibatasi setiap gerbongnya, hal ini dikarenakan penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) untuk mencegah penularan.

Baca juga: KCI bahas usulan penghentian KRL di Jabodetabek selama PSBB

Nova (25) salah satu penumpang yang juga berlarian saat turun dari kereta jurusan Duri mengaku terburu-buru mengejar waktu karena khawatir kehabisan kereta.

"Kan jadwal perjalanan kereta dipangkas, kereta Bekasi paling terakhir hari ini jam 18.00 WIB takut ketinggalan aja," kata Nova beralasan.

Begitu juga dengan kereta jurusan Cikarang pemberangkatan terakhir di Stasiun Manggarai hari ini pukul 18.59 WIB.
Penumpang KRL menyeberang antar peron untuk berpindah kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (15/4/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Walaupun kebiasaan lari-lari saat berpindah kereta masih terjadi, tetapi pengguna kereta punya kebiasaan baru yakni menggunakan masker saat menggunakan KRL serta menerapkan 'physical distancing', bahkan ada yang menggunakan sarung tangan plastik.

Penumpang juga berupaya menjaga jarak pada saat antre menyeberang antar peron, tapi belum sepenuhnya menjaga jarak sejauh satu-dua meter terutama ketika jumlah penumpang sedang ramai khususnya di jalur Bekasi dan Cikarang.

Baca juga: PSBB Bekasi, aktivitas pelaju dengan KRL berjalan normal

KCI selaku operator KRL Jabodetabek mencatat jumlah penumpang commuter line yang masuk Jakarta dari semua stasiun pada tanggal 15 April 2020 sampai pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 87.005 orang.

Jumlah tersebut berkurang dari hari sebelumnya Selasa (14/4) dengan periode yang sama tercatat sebanyak 90.419 orang.

Rabu ini merupakan hari keenam diberlakukan PSBB di wilayah DKI Jakarta dan hari pertama di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020