Pelaksanaan pilar transformasi tersebut memberikan andil pada upaya peningkatan pengawasan dan memangkas birokrasi
Jakarta (ANTARA) - Produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional hingga kuartal I 2020, mencapai 1,749 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalen per day/BOEPD) atau 90,4 persen dari target lifting nasional sebesar 1,946 juta BOEPD.

Laporan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan capaian lifting migas tersebut melampaui target teknis dalam Work, Program and Budget (WP&B) 2020 sebesar 1,728 juta BOEPD atau mencapai 101 persen.

"Artinya, kita berhasil melakukan langkah-langkah kreatif untuk meningkatkan produksi," jelas Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan pers dari Kementerian ESDM di Jakarta, Sabtu.

Dwi merinci lifting minyak di kuartal I 2020 telah mencapai 701 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau 93 persen dari target APBN, yaitu 755 BOPD. Sementara lifting gas 5.866 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 88 persen dari target APBN, yaitu 6.670 MMSCFD.

Meski belum mencapai target APBN mengingat kemampuan cadangannya, Dwi menyebutkan capaian ini telah didorong upaya optimalisasi serta pengembangan baru melalui pengeboran sumur baru, onstream proyek baru, dan pemeliharaan yang optimal.

"Khusus lifting gas, ada penambahan 78 MMSCFD dari tiga proyek onstream, yaitu Lapangan Buntal-5 (45 MMSCFD), Grati Pressure Law (30 MMSCFD) dan Randugunting (3 MMSCFD)," ungkap Dwi.

Keberhasilan menjaga lifting migas diakui oleh Dwi, lantaran implementasi pelaksanaan digitalisasi melalui integrated operation center (IOC) sejak 31 Desember 2019 serta beroperasinya layanan one door service policy (ODSP) per Januari 2020.

"Pelaksanaan pilar transformasi tersebut memberikan andil pada upaya peningkatan pengawasan dan memangkas birokrasi dengan penyelesaian berbagai perizinan dalam satu platform layanan ODSP dengan waktu yang lebih cepat, telah memberikan dampak positif bagi pelaksanaan investasi hulu migas 2020 di tengah tantangan wabah corona, COVID-19," kata Dwi.

Selain fokus pada pencapaian target teknis yang telah ditetapkan pada WP&B, SKK Migas secara konsisten dan berkesinambungan melaksanakan berbagai program Filling The Gap (FTG) agar dapat dicapai penambahan produksi migas melalui penerapan inovasi dan operational excellence di hulu migas. Selain itu SKK Migas juga membuat terobosan-terobosan untuk mengusahakan agar efisiensi di hulu migas dapat semakin ditingkatkan.

Dwi menekankan insan hulu migas terus bekerja keras memberikan kontribusi yang terbaik agar target di tahun 2020 dapat tercapai di tengah penurunan industri nasional sebagai akibat perlambatan ekonomi dari adanya wabah COVID-19.

"Dapat dibayangkan jika operasional hulu migas dan proyek hulu migas berhenti, berapa dampak yang ditimbulkan di industri penunjang, ketenagakerjaan serta ekonomi daerah," pungkas Dwi.

Untuk lebih rinci capaian lifting minyak kuartal I 2020 disumbang oleh 5 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

1. Mobil Cepu LTD: 220 ribu BOPD

2. PT Chevron: 182 ribu BOPD

3. Pertamina EP: 81 ribu BOPD

4. Pertamina Hulu Mahakam: 31 ribu BOPD

5. Pertamina Hulu Energi OSES: 29 ribu BOPD

Sementara lifting gas nasional disumbang oleh KKKS berikut:

1. BP Berau LTD: 1.050 MMSCFD

2. COPHI Grissik : 828 MMSCFD

3. Pertamina EP : 752 MMSCFD

4. PHM : 610 MMSCFD

5. ENI Muara Bakau : 542 MMSCFD

Baca juga: Lifting migas kuartal I capai 90,4 persen dari target
Baca juga: Kementerian ESDM targetkan lifting 743 ribu bph
Baca juga: Kementerian ESDM dorong inovasi tingkatkan cadangan dan lifting migas


Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020