masa-masa klasik terjadi peningkatan demam berdarah
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan penyebaran demam berdarah di tengah pandemi COVID-19.

"Bulan-bulan ini adalah masa-masa klasik terjadi peningkatan demam berdarah. Kalau terjadi bersamaan dengan COVID-19, tingkat kesakitan akan meningkat," kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.

Yurianto mengajak masyarakat untuk mencegah munculnya nyamuk penyebab demam berdarah dengan melakukan pemberantasan sarang-sarang nyamuk.

Pemberantasan sarang nyamuk bisa dilakukan dengan menguras dan membersihkan tempat-tempat penyimpanan air dan mencegah genangan air terjadi.

Baca juga: Hingga masuk pandemi COVID-19, 175 orang di Batang terjangkit DBD

Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 harapkan masyarakat diam di rumah antisipasi DBD


"Mari bergotong royong dan bersatu untuk mencegah penularan COVID-19 dan demam berdarah dengan tetap di rumah dan tetap produktif," tuturnya.

Yurianto mengatakan upaya mengatasi COVID-19 dilakukan dengan memutus rantai penularan, yaitu dengan menemukan orang-orang yang terinfeksi untuk diobati dan diisolasi.

"Langkah untuk menemukan sumber penularan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu memantau orang yang memiliki riwayat bepergian di daerah episenter dan menelusuri kontak dari pasien yang sudah terinfeksi," katanya.

Yurianto kembali mengingatkan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19, yaitu dengan tetap tinggal di rumah karena kita tidak tahu siapa saja yang menjadi pembawa virus. 

Baca juga: MPR ingatkan pemerintah waspadai lonjakan kasus DBD
 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020