Jakarta (ANTARA) - Makalah tentang distribusi vaksin COVID-19 berhasil menjadi juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTM) dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China.

Tulisan berjudul Indonesia-Tiongkok Cooperation in Vaccine Supply Chain: Program Kerja Sama Indonesia-Tiongkok dalam Distribusi Vaksin COVID-19 sebagai Upaya Membasmi Virus COVID-19 karya Akhmat Fauzi, mahasiswa Institut Teknologi Harbin, menjadi pemenang dengan menyisihkan 22 tulisan lainnya dalam lomba tersebut.

Fauzi juga berhasil mempertahankan argumentasi dalam tulisannya itu saat memaparkannya secara virtual di depan para anggota dewan juri, yang terdiri dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Association for Scientific, Computing, Electronic and Engineering (ASCEE), dan LKBN ANTARA Biro Beijing.

"Tujuan dari penelitian ini untuk memecahkan masalah pendistribusian vaksin COVID-19 jika vaksin berhasil dibuat dan mendapatkan persetujuan untuk pengobatan pada manusia. Keberhasilan distribusi vaksin ini akan membebaskan Indonesia dari virus COVID-19," kata Fauzi, Minggu.

Sebagai pemenang, Fauzi berhak atas hadiah uang tunai 3.000 yuan (sekitar Rp6,3 juta) plus sertifikat.

Makalah berjudul Kerja Sama Program On The Job Training Kartu Prakerja dengan Tiongkok (Rahmatul Istigfarin dan Ricky Albert) serta Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok dalam Perspektif The Belt and Road Initiative (Fahris Haria Febrilian dan Agus Supriyadi), masing-masing harus puas menjadi juara kedua dan ketiga.

"Kita berharap para mahasiswa semakin memahami hubungan Indonesia dan China yang sudah memasuki 70 tahun. Mudah-mudahan hasil lomba ini bisa dibukukan," kata Atdikbud KBRI Beijing Yaya Sutarya.

Sementara itu, Prof Sularso dari ASCEE berharap kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

LKTM mengusung tema Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok untuk SDM yang berkualifikasi 4,0 terdiri dari enam aspek, yakni pendidikan, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, ekonomi, dan kesehatan.

Para peserta mengirimkan tulisan kepada panitia yang kemudian diseleksi menjadi lima besar.

Peserta yang masuk lima besar mendapatkan kesempatan untuk memaparkan secara virtual.  


Baca juga: KBRI Beijing ingatkan pelajar Indonesia soal kuliah daring

Baca juga: Terdampak COVID-19, China yakin hubungan ekonomi dengan Indonesia kuat 

Baca juga: "Bertahan Di Wuhan" jadi potret "gerak cepat" lawan COVID-19


 

Lomba pidato bahasa Indonesia tingkat nasional di China

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020