proyek delayed (ditunda) beberapa dan ada proyek yang diefisienkan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menunda sejumlah proyek karena anggaran tahun 2020 dipangkas atau mengalami efisiensi lantaran adanya alokasi untuk percepatan penanganan COVID-19.

“Satu sisi kita melakukan proyek multiyears (tahun jamak), proyek delayed (ditunda) beberapa dan ada proyek yang diefisienkan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat kerja virtual dengan Komisi V DPR di Jakarta, Senin.

Menhub merinci proyek yang dijadikan tahun jamak senilai Rp2,7 triliun, proyek direkomposisi Rp1,2 triliun, proyek tunda Rp4,7 triliun, serta pemotongan perjalanan dinas, honor rapat senilai Rp16 triliun.

Ia menjelaskan proyek tahun jamak juga merupakan suatu upaya optimasi belanja modal, di mana tahun ini tidak sekaligus dialokasikan 100 persen, tetapi 75 persen kemudian tahun depan 25 persen.

“Efisiensi kita lakukan biaya rapat perjalanan dinas, non-operasional tidak penting kita pangkas dan tidak diberikan pada itu. Kegiatan yang tanahnya belum bebas, desain belum selesai, kami optimasikan menjadi multiyears project. Hal yang tidak mudah kami kan lalukan,” ujarnya.

Kemenhub juga melakukan perubahan postur anggaran 2020, dari pagu anggaran Rp43 triliun menjadi Rp32 triliun, dengan rincian efisiensi di Sekretariat Jenderal Rp101,2 miliar, Inspektorat Jenderal Rp35,5 miliar, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Rp232,8 miliar, Direktorat Jenderal Perhubungan Lau Rp1,9 triliun, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Rp2,2 triliun, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Rp4,7 triliun, Badan Penelitian dan Pengembangan Rp42 miliar, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Rp926 miliar dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Rp187,7 miliar.

Sehingga total anggaran Kemenhub tahun 2020 yang dipangkas adalah Rp10,36 triliun, sementara itu juga terdapat revisi target belanja, di antaranya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp71,72 triliun dan Badan Layanan Umum (BLU) Rp1,98 miliar.

“Ini (efisiensi anggaran) sebagai hal yang tidak perlu dipermasalahkan, sama baiknya dengan kegiatan ini (penanganan COVID-19). Hal yang penting kami cermati, ini membuat kami lebih awas tentang penggunaan anggaran,” katanya.

Dengan demikian, Budi mengaku optimistis penyerapan anggaran tahun 2020 mencapai di atas 90 persen, sementara tahun lalu masih di bawah 90 persen.

“Dipastikan yang tahun lalu penyerapan di bawah 90 persen, tahun depan di atas 90 persen,” katanya.

Baca juga: Potong anggaran, Kemenhub alokasikan penanganan COVID Rp320 miliar
Baca juga: Kemenhub akan realokasi anggaran mudik gratis bantu cegah COVID-19
Baca juga: Kemenhub realokasi anggaran Rp320,7 miliar untuk percepat atasi Corona

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020