Cabai menjadi satu dari 11 komoditas pokok yang kini tersedia berlimpah. Sebagian besar wilayah sentra mulai panen raya sejak bulan April lalu dan diprediksi panen berlangsung.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian berupaya menekan jatuhnya harga cabai di tingkat petani, salah satunya dengan memfasilitasi penyewaan "cold storage" sebagai penyimpanan cabai yang dapat digunakan petani.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan upaya tersebut dilakukan dengan sistem tunda jual yang sudah disosialisasikan ke petugas Dinas Pertanian dan petani champion cabai di seluruh wilayah sentra sejak awal April.

"Teknisnya Direktorat Jenderal Hortikultura memfasilitasi sewa cold storage di beberapa wilayah yang dapat digunakan petani untuk menyimpan hasil panen petani," kata Prihasto di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Harga cabe rawit anjlok, stok berlebih hingga 27.130 ton

Prihasto menjelaskan bahwa pihaknya juga akan memfasilitasi biaya distribusi dari daerah produksi surplus ke daerah minus.

Cabai menjadi satu dari 11 komoditas pokok yang kini tersedia berlimpah. Sebagian besar wilayah sentra mulai panen raya sejak bulan April lalu dan diprediksi panen berlangsung hingga Juli mendatang.

Menurut Prihasto, melimpahnya hasil panen tersebut ternyata tidak sebanding dengan permintaan pasar saat ini akibat kebijakan PSBB di beberapa daerah tujuan pasar.

Akibatnya, memang terjadi kelebihan pasokan yang berdampak pada jatuhnya harga sehingga petani kekurangan modal untuk menanam kembali.

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Kementan, produksi cabai rawit pada Mei 2020 ini mengalami "over supply" atau stok berlebih hingga 27.130 ton

Produksi cabai rawit pada Mei ini mencapai 115.458 ton dengan daerah penghasil tertinggi di Jawa Timur sebanyak 44.090 ton. Sementara itu, kebutuhan cabai rawit pada bulan ini berkisar 88.327 ton, sehingga dihasilkan surplus 27.130 ton.

"Cabai rawit ini surplus lebih dari 27 ribu ton, makanya bulan ini harganya jatuh. Namun, stok cabai rawit Mei hingga Juni masih aman secara nasional," tambah Prihasto.

Baca juga: Kementan jamin ketersediaan pasokan cabai aman hingga Lebaran

Ia menambahkan bahwa petani harus lebih cerdas dalam berbudidaya, misalnya dengan menerapkan pola budidaya tumpangsari.

"Jadi tidak hanya menanam cabai saja, tapi tumpangsari dengan komoditas lainnya sehingga jika harga cabai jatuh, masih ada pemasukan dari komoditas lain yang masih memberikan keuntungan," kata dia.

Berdasarkan data EWS, Agustus hingga Oktober mendatang, produksi khususnya untuk aneka cabai diprediksi akan mengalami surplus nasional yang sangat tipis, hanya sekitar 5.000-9.000 ton pada September-Oktober.

Produksi tersebut dampak dari mulai musim kemarau dan menurunnya minat tanam petani karena rendahnya harga yang terjadi saat ini.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020