Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid menjalani pemeriksaan sebagai saksi terlapor dalam kasus pencemaran nama baik mantan Deputi V Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Pr.

Usman diperiksa penyidik Unit I Satuan Keamanan dan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa sore.

"Saya tadi menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP). Materi pemeriksaan soal pernyataan saya bahwa Muchdi sebagai pembunuh Munir," katanya.

Kepada penyidik, Usman menegaskan keyakinannya bahwa Muchdi sebagai pembunuh Munir dan ia dicopot sebagai Komandan Jenderal Kopassus TNI AD karena terlibat penculikan sejumlah aktivis demokrasi tahun 1998.

Penyidik, kata Usman, ditanya soal apa yang disampaikannya saat persidangan dengan terdakwa Muchdi di PN Jakarta Selatan.

Awalnya, Usman mengaku datang ke Polda Metro Jaya hanya untuk klarifikasi terkait dengan pemberitaan di sejumlah media massa bahwa polisi akan memanggil paksa dirinya.

"Karena penyidik menawarkan pemeriksaan saat ini saja, maka saya menyatakan bersedia," katanya.

Dari penyidik, Usman akhirnya tahu bahwa pelapor kasus itu bukan Muchdi Pr, tapi seseorang bernama Rusdiyanto.

"Siapa Rusdiyanto saya juga tidak tahu. Mungkin temannya Muchdi kali. Seharusnya Muchdi yang melapor langsung ke sini bukan lewat Rusdiyanto," ujarnya.

Kendati demikian, ia tetap menghormati laporan pencemaran nama baik yang ditujukan kepadanya.

"Pemeriksaan saya sudah cukup. Setelah ini, penyidik akan meminta keterangan saksi ahli bahasa dan pidana. Muchdi sendiri juga sudah diperiksa beberapa waktu yang lalu," katanya.

Muchdi divonis bebas atas dakwaan membunuh Munir baik oleh PN Jaksel maupun Mahkamah Agung.

Dalam kasus ini, mantan pilot PT Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto divonis 20 tahun penjara sedangkan mantan Dirut PT Garuda divonis satu tahun penjara.

Ruhainil Aini, Sekretaris Pilot Airbus A330, divonis bebas oleh menjelis hakim.

Munir tewas karena racun saat berada di pesawat Garuda nomor penerbangan GA 974, Senin, 7 September 2004 yang terbang dari Jakarta menuju Amsterdam.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009