Jakarta (ANTARA) - Peneliti bidang teknik material Dr.-Ing. Andika Widya Pramono mengatakan pengembangan material untuk aplikasi Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan implan tulang perlu dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan penguasaan teknologi manufaktur pada kedua alat kesehatan tersebut.

"Hal ini untuk meningkatkan penguasaan teknologi manufaktur pada kedua alat kesehatan tersebut mengingat alat MRI di Indonesia sepenuhnya masih impor,” kata Andika dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan alat kesehatan MRI digunakan oleh dokter untuk memeriksa dan menghasilkan citra organ, jaringan dan sistem data pasien dengan resolusi tinggi dan akhirnya dapat mendiagnosis berbagai masalah kesehatan pasien.

Baca juga: Peneliti: Tanaman hiperakumulator solusi bersihkan pencemaran lahan

Sementara itu, implan tulang merupakan alat kesehatan yang didesain dan dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi bagian tulang pasien yang rusak, patah ataupun mengalami degenerasi fungsi akibat penyakit, penuaan ataupun trauma.

Implan tulang ada yang bisa dipesan dan dibuat untuk trauma patah tulang dan bersifat sementara di dalam tubuh, tetapi ada juga yang dibuat untuk menggantikan fungsi vital bagian tulang yang rusak dan bersifat jangka panjang di dalam tubuh.

Mahalnya alat MRI dan implan tulang di Indonesia menjadikan rumah sakit membebankan tarif tinggi bagi pasien yang didiagnosis dengan menggunakan alat tersebut.

Baca juga: LIPI harapkan obat herbal antiviral COVID-19 bisa uji klinis

Oleh karena itu, untuk meringankan beban masyarakat dan meningkatkan penguasaan teknologi manufaktur di Indonesia, Andika mendorong pengembangan material untuk membuat kedua alat tersebut demi meningkatkan kemandirian bangsa.

Pengembangan material superkonduktor untuk mendukung kemandirian produksi alat MRI dalam negeri, katanya, merupakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan.

"Identifikasi perubahan dan pembentukan fasa pada material superkonduktor dari penelitian LIPI dapat menjadi landasan saintifik dalam mengembangkan kawat superkonduktor MRI dengan kestabilan termal yang lebih baik dibandingkan yang sudah ada di pasaran," kata dia.

Baca juga: Masyarakat Jawa kuno paham pentingnya keragaman jenis tumbuhan
Baca juga: LIPI kirim sampel obat antiviral COVID-19 ke Kyoto untuk uji in vitro
Baca juga: LIPI sudah uji keamanan obat COVID-19 berbahan daun ketepeng-benalu

Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020