Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - Petrokimia Gresik menggelar panen padi di lahan demonstration plot (demplot) untuk mendukung program pemerintah Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) dengan peningkatan produktivitas mencapai 12,5 persen, sebagai upaya menjaga ketersedian stok pangan nasional di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, Kamis mengatakan, panen yang digelar di Desa Pantai Linuh, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan itu merupakan hasil pemupukan menggunakan pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus dan Kapur Pertanian (Kaptan) Kebomas, sehingga menghasilkan panen padi sebanyak 5,76 ton per hektare.

"Hasil ini lebih baik dari rata-rata kebiasaan petani setempat yang biasanya hanya memperoleh 5,12 ton per hektare," kata Digna, dalam siaran persnya kepada wartawan di Gresik.

Baca juga: Petrokimia dorong peningkatan panen cabai rawit di tengah COVID-19

Ia mengatakan, panen yang dilakukan selain menjaga ketersediaan stok pangan nasional di tengah pandemi COVID-19, juga bentuk dukungan perusahaan terhadap rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang memproyeksikan Kalimantan Selatan sebagai lumbung padi nasional melalui program Serasi.

"Program Serasi merupakan program pemerintah melalui Kementan yang memanfaatkan potensi lahan tidur, seperti rawa-rawa. Implementasi program di Kalimantan Selatan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi setempat mencapai 250.000 hektare, sedangkan khusus di Tanah Laut seluas 30.000 hektare," katanya.

Ia mengatakan, pengolahan dan pemanfaatan lahan tidur di Kalimantan Selatan bisa optimal dengan suplai pupuk yang berkualitas, dan Petrokimia Gresik memiliki formulanya.

"Apalagi saat ini Indonesia tengah menghadapi wabah COVID-19. Sehingga dibutuhkan produk pupuk dan pengendalian hama yang tepat untuk menjaga ketahanan pangan nasional," katanya.

Baca juga: Petrokimia pastikan penyaluran pupuk tidak terganggu PSBB

Sementara itu, pemupukan rekomendasi Petrokimia yang diaplikasikan dalam demplot tersebut masing-masing yaitu ZA (300 kg), NPK Phonska Plus (300 kg), Petroganik (500 kg), Kaptan Kebomas (1 ton) dan Petro Biofertil (50 kg) untuk setiap satu hektare.

"Lahan rawa memiliki karakteristik yang cenderung asam, dengan pH berkisar antara 3-5. Karakteristik tanah yang masam ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman, karena untuk dapat menyerap unsur hara dan nutrisi yang terkandung dalam pupuk, kondisi tanah harus netral dengan pH 6-7," katanya.

Oleh karena itu, keberadaan produk Kaptan bisa berfungsi untuk menyeimbangkan pH tanah menjadi 6-7, sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi yang terkandung dalam pupuk secara maksimal.

Ia berharap, pola pemupukan pada demplot ini dapat menjadi contoh para petani lainnya, karena selain membantu suksesnya program pemerintah, penggunaan pupuk non-subsidi Petrokimia Gresik juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui produktivitas yang tinggi.
 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020